The Fed Tak Beri Kejutan, Harga Perak Adem Ayem
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak terpantau datar pagi ini walaupun The Fed menyatakan akan menaikkan suku bunga tahun depan. Apakah suku bunga bukan hal menakutkan lagi bagi perak?
Pada Kamis (16/12/2021) pukul 07:33 WIB harga perak di pasar spot tercatat US$ 22,0326/ons. Turun tipis 0,08% dibandingkan posisi kemarin.
Kamis (16/12) dini hari waktu Indonesia bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal Federal Reserve (The Fed) mengumumkan kebijakan moneternya. Hasilnya sesuai dengan prediksi pelaku pasar global. Tidak ada kejutan, The Fed memang secara agresif mempercepat normalisasi kebijakan moneternya, tetapi semuanya sudah ditakar.
Tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) diperbesar menjadi US$ 30 miliar setiap bulannya dari saat ini US$ 15 miliar. Percepatan tapering tersebut persis dengan prediksi pelaku pasar, sehingga tidak ada kejutan.
"Ini secara luas seperti yang diharapkan, "kata Ruan Detrick, kepala strategi pasar di LPL Financial.
The Fed memproyeksikan suku bunga acuannya naik menjadi 0,9% pada tahun 2022. Kemudian pada tahun 2023 naik menjadi 1,6% dan menjadi 2,1% tahun 2024.
Kebijakan ini untuk meredam panasnya inflasi yang terjadi di Negeri Paman Sam. Pada tahun 2021 The Fed memperkirakan inflasi sebesar 5,3%. Kemudian, diperkirakan melandai menjadi 2,6% pada tahun 2022 dan menjadi 3,5% pada 2023.
Kenaikan suku bunga memang merupakan musuh bagi aset lindung nilai atau safe haven seperti perak. Namun, hasil ini tidak mengejutkan investor sehingga harga bergerak datar. Terlebih lagi risiko penyebaran Omicron masih kuat untuk mengaburkan prospek pemulihan ekonomi dunia. Ketika ekonomi menjadi tidak pasti, safe haven akan diuntungkan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)