
Dow Futures Menguat Tipis jelang Konferensi Pers The Fed

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa saham Amerika Serikat (AS) cenderung bergerak menyamping pada perdagangan Rabu (15/12/2021), di tengah antisipasi pemodal terhadap keputusan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average naik hanya 8 poin atau tak banyak berubah dari nilai wajarnya. Kontrak serupa indeks S&P 500 masih flat dan Nasdaq futures melemah 0,1%.
The Fed akan mengumumkan hasil rapatnya pada hari ini, untuk mengatasi tantangan tingginya inflasi ke level tertinggi dalam 39 tahun terakhir. Bank sentral terkuat dunia tersebut diprediksi akan mengumumkan percepatan laju pembelian obligasi dari pasar sekunder.
"Tapering bukanlah pembalik hawkish yang mengakhiri pasar bullish, tetapi pembalik itu terkait dengan pelonggaran moneter yang masif sejak pandemi dimulai" tutur analis Fundstrat Tom Lee dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.
Survei Fed CNBC International menunjukkan bahwa konsensus ekonom dan pengelola investasi top memperkirakan The Fed akan mengurangi laju pembelian asetnya pada Maret dan mulai menaikkan suku bunga acuan (Fed Funds Rate) pada Juni.
Data juga menunjukkan bahwa penjualan ritel per November menguat 3,9% secara tahunan, atau melemah dari posisi Oktober yang melonjak 4,9%, dan di bawah ekspektasi dalam polling Reuters yang berujung pada angka 4,6%.
Sentimen investor juga masih cenderung beragam setelah Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengingatkan bahwa varian terbaru Covid-19 yakni omicron menyebar lebih cepat dari strain sebelumnya dan mungkin sudah ada di seluruh negara.
Kabar positif muncul dari sisi politis, di mana Kongres yang dikuasai partai Demokrat meloloskan undang-undang kenaikan batasan utang, sehingga Presiden AS Joe Biden tinggal menyetujuinya tatkala pemerintah AS menghadapi anggaran yang ketat.
Pada Selasa kemarin, indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 106 poin, adapun S&P 500 drop 0,75% sementara Nasdaq ambles hingga 1,1% dipicu pelemahan saham Meta Platforms (induk usaha Facebook), Amazon, Apple, Netflix dan Alphabet (induk usaha Google).
AS melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) naik 9,6% (tahunan), lebih tinggi dari estimasi konsensus. Kenaikan itu lebih tinggi dari konsensus ekonom dalam polling Dow Jones yang sebesar 9,2%.
Selain itu, angka penjualan ritel November akan diumumkan. Ekonom dalam polling Dow Jones memprediksi penjualan ritel tersebut akan naik 0,8%, dibandingkan dengan angka pada Oktober sebesar 1,7%.
Sentimen investor juga masih cenderung beragam setelah Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengingatkan bahwa varian terbaru Covid-19 yakni omicron menyebar lebih cepat dari strain sebelumnya dan mungkin sudah ada di seluruh negara.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Abaikan Shutdown, Dow Futures Menguat 94 Poin