Bursa Eropa Bergerak Variatif Jelang Rapat Bank Sentral
Jakarta. CNBC Indonesia - Bursa Eropa menguat tipis pada pembukaan perdagangan Rabu (15/12/2021), di tengah antisipasi kebijakan bank sentral negara maju yang menggelar rapat berbarengan.
Indeks Stoxx 600 dibuka bertambah 0,4% di sesi awal dengan indeks saham sektor teknologi melesat 1,6% memimpin indeks saham sektor komoditas dasar melemah 0,6%.
Selang 1 jam kemudian reli indeks Stoxx 600 menjadi 1,6 poin (+0,34 %) di level 471,17. Indeks CAC Prancis naik 44,7 poin (+0,65%) ke 6.939,98 dan DAX Jerman loncat 49,8 poin (+0,32%) ke 15.503,32. Namun, FTSE Inggris surut 27,8 poin (-0,38%) ke 7.190,85.
Bursa utama Asia Pasifik cenderung positif menyambut rilis keluaran industri China per November yang menguat 3,8%, melampaui ekspektasi pasar dalam polling Reuters yang memperkirakan angka 3,6%. Harga kontrak berjangka (futures) indeks saham Amerika Serikat (AS) cenderung mendatar.
Indeks harga konsumen Inggris per November tercatat melesat 5,1% atau naik dari posisi sebulan sebelumnya pada 4.2%, kenaikan itu menjadi yang terdrastis dalam 1 dekade terakhir dan jauh melampaui target yang dipatok Bank of England.
Pasar bakal memantau keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) mengenai laju pengurangan pembelian obligasi di pasar sekunder (tapering). Semula, bank sentral terkuat di dunia tersebut berencana mengakhiri program tapering pada Juni 2022 tetapi beberapa pejabat The Fed mewacanakan perlunya percepatan target tersebut.
Survei Fed CNBC International menunjukkan bahwa konsensus ekonom dan pengelola investasi top memperkirakan The Fed akan mengurangi laju pembelian asetnya pada Maret dan mulai menaikkan suku bunga acuan (Fed Funds Rate) pada Juni.
Data juga menunjukkan bahwa penjualan ritel per November menguat 3,9% secara tahunan, atau melemah dari posisi Oktober yang melonjak 4,9%, dan di bawah ekspektasi dalam polling Reuters yang berujung pada angka 4,6%.
Sentimen investor juga masih cenderung beragam setelah Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengingatkan bahwa varian terbaru Covid-19 yakni omicron menyebar lebih cepat dari strain sebelumnya dan mungkin sudah ada di seluruh negara.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)