CNBC Indonesia Awards 2021

Widodo Makmur Perkasa, 100% Lestari

Tri Putra & Arif Gunawan, CNBC Indonesia
15 December 2021 09:45
Widodo Makmur Perkasa, prospektus 28 Oktober 2021
Foto: Widodo Makmur Perkasa, prospektus 28 Oktober 2021

Namun, jarang sekali ada perusahaan agroindustri yang menjalankan metode IFS dalam skala besar dan mengembangkannya ke titik Widodo Makmur Perkasa, yakni sustainable farming di mana prinsip nirlimbah dibarengi dengan penggunaan listrik berbasis energi terbarukan.

Ya, berbeda dari perusahaan agroindustri umumnya, perusahaan yang didirikan oleh Tumiyana ini juga bergerak di sektor konstruksi dan energi, yang terutama berfokus pada pengadaan solar panel atau pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).

Strategi nir-emisi (zero emission) ini ditempuh perseroan dengan melakukan instalasi panel surya sebesar 38 megawatt peak (MWp) untuk memasok 51% kebutuhan listriknya. Perseroan bersiap membangun PLTB untuk meningkatkan pasokan listrik EBT menjadi 75%, dan dalam 5 tahun ke depan ditargetkan mencapai 158 MWp di seluruh fasilitas produksinya.

Sementara itu, melalui fasilitas pengembangan limbah yang dimiliki perseroan, Widodo Makmur menargetkan dapat memproduksi lebih dari 21 ribu meter kubik biogas per hari ke depannya. Ekspansi sistem integrated farming tersebut ditargetkan rampung pada semester I-2022.

Sebagai perusahaan yang sudah beroperasi selama 25 tahun lebih, Widodo Makmur Perkasa membuktikan bahwa praktik peternakan berkelanjutan (sustainable farming) dapat diwujudkan di Indonesia, dan tidak berhenti dengan metode peternakan IFS semata.

Perseroan menjalankan peternakan unggas dan sapi yang terintegrasi dengan tanaman pemasok pangannya, termasuk pemrosesan daging, hingga pengolahan hasil ternak. Untuk menggerakkan mesin-mesinnya, konstruksi pembangkit listrik berbasis energi terbarukan dijalankan.

Saat ini, kelima unit bisnis tersebut telah memberikan kontribusi pendapatan positif bagi perusahaan, dengan porsi terbesar disumbangkan peternakan unggas (48%) dan sapi (31%), diikuti pengolahan daging (13%), hingga konstruksi EBT (2%). Artinya, unit bisnis konstruksi EBT perseroan tidak hanya memasok kebutuhan internal, melainkan juga eksternal.

Menerapkan sistem lestari bukan berarti profitabilitas terbebani. Widodo Makmur Perkasa tahun ini menargetkan laba bersih senilai Rp 401 miliar, melanjutkan tren positif yang telah diraih per Juni 2021 dengan laba bersih senilai Rp 126 miliar.

Di balik profitabilitas tersebut, perseroan menciptakan nilai tambah dari aspek sosial, di mana perseroan menaungi 50 peternak lokal untuk ikut berkembang. Dengan IPO yang memperkuat transparansi dan tata kelola perseroan, maka lengkap sudah kategori ESG terpenuhi.

Dengan melihat keunggulan sistem dan konsep bisnis perseroan yang menjalankan prinsip nirlimbah lestari (berkelanjutan), PT Widodo Makmur Perkasa Tbk dengan ini terpilih menjadi pemenang penghargaan The Best Green Sustainable Integrated Agro Industry 2021 di ajang CNBC Indonesia Awards 2021.

Untuk mencapai penilaian tersebut, Tim Riset CNBC Indonesia melakukan kajian dan analisis terhadap perusahaan agroindustri nasional, dan memutuskan bahwa perseroan menjadi nominee tunggal karena tidak ada perusahaan sejenis yang memenuhi kriteria lestari secara penuh.

Proses penilaian dilakukan pada November melalui riset kualitatif berbasis data sekunder dari publikasi resmi perseroan, PT Bursa Efek Indonesia (BEI), data pemerintah, serta media monitoring terhadap 20 media utama nasional.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular