
Unicorn Hingga E-Commerce, Raksasa Tech Ikut Caplok Bank Mini

Ajaib Borong Bank Artha Graha
Perusahaan teknologi finansial yang didirikan oleh Anderson Sumarli bersama dengan Yada Piyajomkwan asal Thailand ikut meramaikan pasar bank mini dan perbankan digital RI. Akusisi yang dilakukan Ajaib memang sejalan dengan visi perusahaan untuk meningkatkan angka inklusi keuangan masyarakat Indonesia, termasuk melalui investasi dengan akses terhadap instrumen investasi kepada investor retail yang dapat diakses secara online.
Ajaib mencaplok PT Bank Bumi Artha Tbk (BNBA) melalui transaksi yang dilakukan di pasar negosiasi dengan nilai mencapai Rp 746 miliar. Transaksi tersebut menjadikan PT Takjub Finansial Teknologi (Ajaib Reksa Dana) menggenggam 24% saham BNBA.
Ajaib Reksa Dana membeli saham tersebut dari pemegang saham lamanya, yakni PT Budiman Kencana Lestari menurun dari 18,18% menjadi 13,38%, PT Dana Graha Agung yang sebelumnya menggenggam 27,27% sisa 20,07%. Kemudian terakhir dari PT Surya Husada Investment yang sebelumnya kepemilikan mencapai 45,45% menjadi 32,45%.
Shopee Sulap Bank BKE Jadi Seabank
Awal tahun ini beredar isi bahwa e-commerce asal Singapura milik Sea Ltd dikabarkan sedang mencari bank mini untuk diubah menjadi bank digital yang dapat membantu layanan finansial grup dalam ekosistem Shopee.
Beberapa nama emiten bank mini pun ramai diisukan masuk dalam radar perusahaan yang didirikan Forrest Li ini. Beberapa bank yang santer diisukan akan diakuisisi termasuk PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) dan PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA), yang mana direksi dari kedua bank tersebut menyampaikan tidak mengetahui mengenai kabar itu.
Nyatanya, Shopee pada bulan Februari tahun ini akhirnya memilih PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (Bank BKE) untuk disulap menjadi bank digital dan secara resmi mengganti nama perusahaan menjadi PT Bank Seabank Indonesia (SeaBank).
Kabar pasar yang beredar saat itu menyebutkan, Sea Group mengambilalih saham Bank BKE pada awal tahun lalu dari perusahaan milik pengusaha nasional, Setiawan Ichlas yakni Danadipa. Situs Bank BKE mencatat, pemegang saham Bank BKE yakni PT Danadipa Artha Indonesia 94,95% dan PT Koin Investama Nusantara 5,05%.
Menurut situsnya, Bank BKE didirikan pada tahun 1992 dengan pemegang saham hampir 95% oleh Danadipa. Informasi publik mengenai pemegang saham terakhir (beneficial ownership) memang masih minim, tapi Danadipa Artha Indonesia memiliki satu direktur bernama Intan Apriadi yang juga menjabat sebagai komisaris di PT Lentera Dana Nusantara, menurut profil LinkedIn Apriadi.
Lentera Dana Nusantara adalah perusahaan fintech yang mengoperasikan ShopeePay Later. Jadi, Sea besar kemungkinan ada ketersambungan dengan Bank BKE melalui Danadipa Artha Indonesia.
Grup Emtek Beli Bank Fama
Grup Emtek melalui anak usahanya, PT Elang Media Visitama (EMV) telah mengungkapkan rencana akuisisi 93% saham PT Bank Fama International. EMV akan membeli sebanyak 9.089.503.800 lembar saham Bank Fama dengan nilai nominal Rp 100 per saham atau setara Rp 908,95 miliar.
Transaksi tersebut membuat penawaran saham perdana (IPO) Bank Fama dibatalkan. Bank Fama semula berniat melepas maksimal 24% saham dengan target dana yang dihimpun Rp 391 miliar hingga Rp 430,37 miliar yang seharusnya menjadikan nilai valuasi perusahaan mencapai Rp 1,63 triliun hingga Rp 1,79 triliun.
Saham Bank Fama yang akan dibeli EMV terdiri dari 4.428.701.427 saham yang dimiliki oleh Junus Jen Suherman, sebanyak 1.704.285.876 saham dimiliki Edi Susanto, 1.704.285.876 saham dimiliki Dewi Janti. Ada juga 1.252.230.621 saham dimiliki PT Surya Putra Mandiri Sejahtera.
Grup GoTo Dalam Lingkaran Bank Jago
PT Dompet Karya Anak Bangsa alias Gopay yang merupakan bagian dari Grup GoTo (Gojek-Tokopedia) diketahui merupakan salah satu pemegang saham utama perusahaan. Saat ini Grup GoTo menggenggam 21,40% saham di bank digital itu.
Meski begitu, PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) milik Jerry Ng dan Wealth Track Technology (WTT) punya Patrick Walujo tercatat sebagai pemegang saham pengendali dengan total kepemilikan saham 41,27%.
Co-CEO Gojek, Andre Soelistyo menyebutkan kolaborasi Gojek dengan Bank Jago dilakukan untuk menyediakan cara baru dalam menawarkan layanan keuangan kepada para pengguna Gojek. Melalui kolaborasi ini, menurutnya Gojek juga dapat mengembangkan model agar bisa bermitra dengan berbagai institusi perbankan lainnya.
Perusahaan mengatakan tujuan utama dari kolaborasi strategis ini adalah menyediakan layanan perbankan digital melalui platform Gojek.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(fsd/fsd)[Gambas:Video CNBC]
