
Dow Futures Menguat 40 Poin Usai Cetak Reli Mingguan Terbaik

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) menghijau pada perdagangan Senin (13/12/2021), setelah pekan lalu mencetak kinerja mingguan terbaik sejak Februari.
Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average naik 40 poin (+0,1%) dari nilai wajarnya. Kontrak serupa indeks S&P 500 menguat 0,2% sementara Nasdaq Futures tumbuh 0,34%. Saat ini, AS mencatatkan 800.000 orang tewas akibat virus corona.
Saham Moderna menjadi salah satu pengangkat utama indeks bursa dengan melesat 2,4% di sesi pra-pembukaan, setelah ahli kesehatan Gedung Putih Anthony Fauci menyebutkan bahwa suntikan vaksin penguat adalah "penanganan optimal" untuk varian Omicron.
Saham Apple menguat 1% dan mendekati debut menjadi perusahaan dengan kapitalisasi pasar US$ 3 triliun menyusul rekomendasi beli dari JP Morgan. Di sisi lain, saham Nvidia melesat 1,7% menyusul optimisme bahwa varian omicron tak seberbahaya seperti diduga sebelumnya.
Pekan lalu, indeks Dow Jones lompat 4%, mematahkan koreksi 4 pekan beruntun dan menjadi kinerja terbaik sejak Maret. Sementara itu, S&P 500 dan Nasdaq masing-masing melompat sebesar 3,8% dan 3,6% dan mencetak kinerja mingguan terbaik sejak Februari.
Investor masih mencerna data lonjakan inflasi di AS per November yang telah mencapai angka 6,8% (tahunan) menjadi inflasi tertinggi sejak 1982. Angka tersebut juga lebih tinggi dari proyeksi ekonom dalam polling Dow Jones yang memprediksi angka 6,7%.
"Faktanya adalah inflasi masih cenderung di wilayah penguatan untuk beberapa waktu dan masih ada risiko inflasi membandel," tutur Rick Rieder, Kepala Investasi BlackRock dalam laporan diset yang dikutip CNBC International.
Namun, lanjut dia, inflasi tinggi tersebut diyakini terjadi karena berangkat dari basis perhitungan yang rendah sehingga membaiknya kendala rantai pasokan di akhir kuartal pertama tahun depan bakal secara perlahan mendinginkan inflasi ke level yang lebih nyaman.
Beralih dari inflasi, pasar memantau kebijakan moneter hasil rapat 2-harian Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang diprediksi berujung pada percepatan pengurangan pembelian obligasi di pasar sekunder (tapering) dan penguatan suku bunga acuan lebih cepat oleh.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Naik Tipis, Bursa AS Berpeluang Dibuka Menyamping