
Kurang Kompak, Bursa Asia Ditutup Beragam di Awal Pekan

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia ditutup bervariasi pada perdagangan Senin (13/12/2021), karena sikap investor di Asia juga cenderung beragam di tengah beragamnya sentimen yang hadir di pasar keuangan global maupun Asia.
Indeks Nikkei Jepang ditutup melesat 0,71% ke level 28.640,49, Shanghai Composite China menguat 0,4% ke posisi 3.681,08, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir naik 0,15% menjadi 6.662,87.
Sedangkan untuk indeks Hang Seng Hong Kong ditutup turun 0,17% ke level 23.954,58, Straits Times Singapura melemah 0,5% ke posisi 3.119,95, dan KOSPI Korea Selatan terkoreksi 0,28% menjadi 3.001,66.
Indeks Hang Seng berakhir terkoreksi cenderung tipis karena investor di negara tersebut merespons negatif dari perkembangan krisis likuiditas dari perusahaan properti terbesar kedua di China yakni Evergrande Group.
Sebelumnya pada pagi tadi, Hang Seng sempat dibuka melesat 1%. Namun menjelang akhir perdagangan, Hang Seng pun terpaksa menyentuh zona merah.
Saham Evergrande Group di Hang Seng kembali ambruk nyaris 3% pada penutupan perdagangan hari ini dan kembali mencetak rekor terendah barunya, karena investor masih merespons negatif dari penetapan gagal bayar (default) oleh lembaga pemeringkat internasional, yakni Fitch Ratings pada Kamis (9/12/2021) pekan lalu.
Fitch Ratings dalam pernyataannya mengatakan bahwa mereka telah menempatkan pengembang properti China tersebut dalam kategori restricted default (RD).
Penurunan peringkat tersebut menandakan bahwa Evergrande secara resmi default, tetapi hal tersebut belum termasuk segala jenis pengajuan kebangkrutan, likuidasi atau proses lain yang akan menghentikan operasinya.
Sementara itu di Korea Selatan, indeks KOSPI juga ditutup terkoreksi pada hari ini, karena investor cenderung melakukan aksi jual (profit taking) jelang pengumuman kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) pada Rabu (15/12/2021) waktu AS atau Kamis (16/12/2021) dini hari waktu Indonesia.
"Investor bersikap waspada jelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal, sehingga mereka melakukan aksi ambil keuntungan pada hari ini," kata Huh Jae-hwan, analis di Eugene Investment & Securities, dikutip dari Reuters.
Saham teknologi terkait chip Korea Selatan terpantau terkoreksi dan membebani indeks KOSPI pada hari ini. Saham raksasa teknologi, Samsung Electronics turun 0,13%. Sedangkan saham platform Naver dan saham biofarmasi, Samsung Biologics masing-masing merosot 1,14% dan 3,22%.
Tetapi, sebagian investor di Asia lainnya masih optimis pada hari ini, apalagi setelah adanya kabar baik seputar virus corona (Covid-19) varian Omicron yang tidak memicu lonjakan pasien baru di AS.
Kabar baik seputar Covid-19 datang dari perusahaan produsen vaksin yakni Pfizer dan BioNTech yang mengatakan bahwa data awal penelitian di lab mereka, tiga dosis vaksin buatan mereka mampu meredam Omicron secara efektif.
Di sisi lain, AS melaporkan bahwa virus Covid-19 varian omicron telah masuk ke Negara Adidaya tersebut dua pekan lebih dini dari yang semula diperkirakan, yakni tepatnya pada 15 November.
Meski demikian, tidak ada lonjakan angka kematian atau 'tsunami' pasien Covid-19 di Negeri Paman Sam tersebut, mengindikasikan bahwa varian terbaru tersebut tidak memicu angka kematian dan keparahan, meski diduga lebih mudah menular.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
