Kabar Baik China Untungkan Dolar Australia Ketimbang Rupiah
Jakarta, CNBC Indonesia - China, negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia sebelumnya dikhawatirkan akan mengalami stagflasi, alias pelambatan ekonomi hingga stagnan dengan inflasi yang tinggi. Tetapi data ekonomi yang dirilis belakangan ini meredakan kecemasan tersebut.
Indonesia merasakan kabar baik tersebut, tetapi untuk urusan nilai tukar mata uang dolar Australia lebih diuntungkan.
Pada Senin (13/12) pukul 10:35 WIB, AU$ 1 setara Rp 10.291,1, dolar Australia menguat 0,13% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Kenaikan tersebut melanjutkan kinerja positif sepanjang pekan lalu yang melesat 2,3% sekaligus mengakhiri penurunan dalam lima pekan beruntun.
China merupakan mitra dagang utama Indonesia, dan Australia. Ketika perekonomian China membaik kedua mitra dagang tersebut juga diuntungkan.
Beberapa indikator perekonomian China menunjukkan perbaikan. Sektor manufaktur China kembali berekspansi setelah mengalami kontraksi 2 bulan beruntun.
Purchasing managers' index (PMI) manufaktur di bulan November dilaporkan sebesar 50,1, naik dari bulan sebelumnya 49,2.
PMI manufaktur menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di atasnya berarti ekspansi, sementara di bawahnya berarti kontraksi.
Selain itu, tekanan inflasi di China juga mulai mereda. Biro Statistik Nasional China hari ini melaporkan inflasi di sektor produsen (producer price index/PPI) di bulan November tumbuh sebesar 12,9% year-on-year (yoy). Meski masih sangat tinggi, tetapi PPI tersebut sudah melambat ketimbang bulan sebelumnya 13,5% (yoy) yang merupakan level tertinggi dalam 26 tahun terakhir.
Baik rupiah maupun dolar Australia menjadi bertenaga pasca rilis data tersebut. Tetapi dolar Australia yang mampu menguat tajam, sebab Australia memiliki eksposur yang lebih besar ke China.
Nilai ekspor Australia tercatat mencapai US$ 135 miliar sepanjang tahun ini hingga Agustus lalu, berdasarkan data dari Oxford Economics yang dikutip CNBC International.
Sementara ekspor Indonesia ke China pada periode Januari-Oktober mencapai US$ 40,6 miliar. Artinya ekspor Australia ke China tiga kali lipat lebih besar ketimbang Indonesia. Sehingga dolar Australia lebih diuntungkan ketimbang rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)