Sempat Ambrol 4 Hari Beruntun, ISAT Kena Dividend Trap?

Riset, CNBC Indonesia
13 December 2021 11:10
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG, Senin (22/11/2021) (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bagi investor maupun trader dengan pendekatan dividend hunting, membeli saham yang membagikan dividen jumbo memang menarik. Namun sejatinya ada faktor penting yang kudu diperhatikan jika ingin memperoleh cuan dari saham-saham tersebut.

Kasus saham PT Indosat Tbk (ISAT) memberikan sebuah pelajaran yang berharga. Belum lama ini ISAT memutuskan untuk membagi dividen kepada pemegang saham dengan nilai mencapai Rp 9,5 triliun.

Dengan demikian, setiap pemegang saham berhak menerima dividend per share (DPS) sebesar Rp 1.748,27. Jika seorang investor membeli saham ISAT dengan harga penutupan cum date yakni Rp 8.100/saham maka yield-nya mencapai hampir 21,5%.

Secara nominal maupun persentase tentu saja imbal hasil dari dividen ISAT sangatlah menggiurkan, mengingat dividend yield emiten lain di bursa domestik biasanya di bawah 5%.

Selain memberikan potensi cuan yang besar, saham ISAT juga membawa risiko yang besar pula terutama bagi mereka yang FOMO (fear of missing out) jelang waktu cum date penetapan dividen.

Setelah cum date ditetapkan pada 6 Desember, sehari setelahnya harga saham ISAT langsung anjlok. Saham emiten telekomunikasi tersebut terpantau langsung terkena Auto Reject Bawah (ARB) selama tiga hari perdagangan beruntun dan bahkan dibuka ARB di hari keempat meskipun akhirnya berhasil merangkak naik.

Pada akhir perdagangan pekan lalu, harga saham ISAT ditutup terkoreksi 4,58% ke level Rp 6.250/unit. Jika investor maupun trader membeli saham ISAT saat cum date dengan harga Rp 8.100/unit maka mereka sudah mengalami kerugian sebanyak 1,26% jika panic sell pada perdagangan kemarin. Ini tentu saja belum memperhitungkan fee broker untuk membeli saham dan pajak yang dikenakan atas dividen.

Dari sini seharusnya kita semua belajar bahwa saham yang menawarkan dividen jumbo tentu saja akan dilirik banyak orang, sehingga menciptakan demand yang besar. Hal ini terlihat dari rata-rata volume transaksi ISAT yang melesat tinggi hingga hampir 10x dari sebelum penetapan dividen.

Demand yang tinggi tentu akan membuat harga saham ISAT bergerak naik. Hanya saja seiring dengan berjalannya waktu terutama menjelang cum date sebenarnya membeli saham ISAT hanya meningkatkan risiko saja karena dari segi return akan tergerus dan ada potensi investor akan melepas kepemilikannya di saat ex-date.

Pada perdagangan hari ini sendiri, ISAT tercatat kembali merangkak naik setelah ambrol 4 hari beruntun dengan apresiasi 1,6% di level harga RP 6.350/unit.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Dibuka Hijau, IHSG Sempat Sentuh Rekor Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular