IHSG Berani On Fire Nih, Segera Cek Saham-saham Cuan
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,16% ke level 6.663,74 pada perdagangan Jumat (10/12/2021).
IHSG lanjut menguat dengan apresiasi 0,25% ke level 6.669,11 pada 09.15 WIB . Asing masih melakukan net sell di pasar reguler sebesar Rp 45 miliar.
Saham yang paling banyak dilepas asing adalah saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Raya Tbk (AGRO) dengan net sell masing-masing sebesar Rp 5,4 miliar dan Rp 3 miliar.
Sedangkan saham yang banyak diborong asing adalah saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Avia Avian Tbk (AVIA) dengan net buy masing-masing sebesar Rp 7,6 miliar dan Rp 1,8 miliar.
Pada Jumat (10/12/2021) pekan lalu, ketiga indeks utama di Wall Street tersebut juga ditutup menguat. Dow Jones menguat 0,6% ke level 35.970,988, S&P 500 melesat 0,96% ke 4.712,05, dan Nasdaq tumbuh 0,73% ke 15.630,60.
Meskipun sentimen negatif dari Omicron tak lagi menjadi kekhawatiran pasar di AS pada pekan lalu tetapi mereka tetap memantau perkembangan terbarunya.
Kabar baik seputar Covid-19 datang dari perusaahan produsen vaksin, yakni Pfizer dan BioNTech yang mengatakan bahwa data awal penelitian di lab mereka, tiga dosis vaksin buatan mereka mampu meredam Omicron secara efektif.
Di tengah minimnya sentimen hari ini, pelaku pasar global bakal mencermati sentimen dari melonjaknya kembali inflasi di Amerika Serikat (AS) pada bulan November lalu.
Inflasi AS per November melejit hingga 6,8% (tahunan), atau melampaui proyeksi ekonomi dalam survey Dow Jones yang memperkirakan angka 6,7%, menjadi penguatan yang terbesar sejak Juni 1982. Inflasi bulanan tercatat 0,8%, juga lebih tinggi dari prediksi sebesar 0,7%.
Pasar akan memfokuskan perhatiannya ke rapat keputusan suku bunga acuan terbaru pada pekan ini, di mana bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan mengumumkannya pada Rabu (15/12/2021) siang waktu AS atau Kamis (16/12/2021) dini hari WIB.
Konsensus ekonom yang dihimpunTradingeconomicsmemprediksi The Fed masih akan kembali menahan tingkat suku bunga di level 0,25% pada bulan ini.
Tingginya inflasi serta perekonomian yang kuat membuat The Fed mempertimbangkan untuk mempercepattaperingatau nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) yang saat ini senilai US$ 15 miliar setiap bulan.
Nilai QE bank sentral palingpowerfuldi dunia ini sebesar US$ 120 miliar, dantaperingsudah mulai dilakukan pada November lalu. Artinya, hingga QE menjadi nol diperlukan waktu selama 8 bulan.
The Fed diperkirakan akan meningkatkantaperinghingga menjadi US$ 30 miliar per bulan, sehingga QE akan menjadi nol dalam waktu 4 sampai 5 bulan. Selain itu, The Fed juga diprediksi akan memberikan indikasi agresif menaikkan suku bunga di tahun depan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)