
Kabar Baik Buat IHSG, Bursa Asia Pagi Ini Bersemangat

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia dibuka di zona hijau pada perdagangan Senin (13/12/2021), di mana fokus investor saat ini tertuju pada hasil rapat dan keputusan suku bunga acuan terbaru dari bank sentral Amerika Serikat (AS).
Indeks Nikkei Jepang dibuka melesat 0,94%, Hang Seng Hong Kong melonjak 1% ke 24.235,88, Shanghai Composite China menguat 0,59%, Straits Times Singapura terapresiasi 0,67%, dan KOSPI Korea Selatan bertambah 0,35%.
Sejumlah bank sentral di negara-negara besar akan mengadakan pertemuan kebijakan moneter mereka pada pekan ini. Adapun bank sentral tersebut yakni bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ), bank sentral Inggris (Bank of England/BoE), dan bank sentral Eropa (Europe Central Bank/ECB).
"Percepatan pengurangan pembelian obligasi oleh The Fed tampaknya meyakinkan beberapa bank sentral negara-negara besar ketika [Komite Pasar Terbuka Federal] dilaksanakan pada minggu ini," tulis analis ANZ Research dalam buletin paginya.
Investor di Asia juga akan memantau dari pertemuan bank sentral AS tersebut, di mana hal tersebut akan dipantau ketat oleh pelaku pasar setelah inflasi AS kembali melonjak hingga nyaris menyentuh 7%.
Melonjaknya kembali inflasi Negeri Paman Sam tak membuat pelaku pasar di AS berpaling dan tetap memburu aset saham, terlihat dari kembali menguatnya tiga indeks utama di bursa Wall Street pada Jumat (10/12/2021) akhir pekan lalu.
Indeks Dow Jones ditutup menguat 0,6% ke level 35.970,988, S&P 500 melonjak 0,96% ke posisi 4.712,05, dan Nasdaq Composite melesat 0,73% menjadi 15.630,60.
Sebelumnya pada Jumat pekan lalu, inflasi AS per November 2021 melejit hingga 6,8% (tahunan), atau melampaui proyeksi ekonomi dalam survey Dow Jones yang memperkirakan angka 6,7%, menjadi penguatan yang terbesar sejak Juni 1982. Inflasi bulanan tercatat 0,8%, juga lebih tinggi dari prediksi sebesar 0,7%.
"Pasar jelas bersiap untuk berita yang lebih buruk lagi," kata Ray Attrill, kepala strategi valuta asing di National Australia Bank, dikutip dari CNBC International.
Sementara itu dari Inggris, kabar kurang menggembirakan datang di mana pemerintah setempat menaikkan tingkat ancaman virus corona (Covid-19) pada Minggu (12/12/2021), akibat dari menyebarnya dengan cepat varian Omicron.
Perdana Menteri (PM) Boris Johnson dilaporkan mengatakan Inggris menghadapi "gelombang pasang" kasus Covid yang disebabkan oleh varian Omicron.
Di sisi lain, kabar positif juga datang, di mana para peneliti Israel mengatakan bahwa mereka menemukan bahwa tiga suntikan vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech memberikan perlindungan yang signifikan terhadap varian Omicron. Temuan ini serupa dengan yang dilakukan oleh Pfizer-BioNTech sendiri pada pekan lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
