Lega ya Pak Jokowi, Ancaman dari China ke RI Berkurang

Redaksi, CNBC Indonesia
11 December 2021 08:30
Rangkaian bendera Amerika Serikat dipasang di Washington D.C., menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Joe Biden dan Kamala Harris. (AP/Alex Brandon)
Foto: Rangkaian bendera Amerika Serikat dipasang di Washington D.C., menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Joe Biden dan Kamala Harris. (AP/Alex Brandon)

Pemerintah tidak bisa juga santai, sebab kondisi di Amerika Serikat (AS) masih mengancam, bahkan lebih berat.

"Prospek ekonomi China bisa kembali menjanjikan, sehingga itu berimplikasi pada perekonomian Indonesia, terutama melalui transmisi ekspor maupun FDI (Foreign Direct Investment)," kata Ekonom Maybank Myrdal Gunarto kepada CNBC Indonesia.

Indonesia dan China merupakan mitra dalam sisi perdagangan dan investasi. Sehingga gejolak yang terjadi di salah satu negara akan berdampak negatif terhadap negara lainnya. Seperti China yang sebelumnya diramal akan alami stagflasi.

Stagflasi adalah dimana kondisi ekonomi melambat tapi inflasi tinggi. Sehingga dianggap menjadi 'mimpi buruk' bagi china, karena pelaku ekonomi harus membayar mahal demi pertumbuhan ekonomi yang biasa saja.

"Kalau ekonomi menunjukkan progres pemulihan yang baik, maka permintaan konsumsi global juga akan meningkat, sehingga ancaman stagflasi China kemungkinan tipis terjadinya," jelasnya.

Hal yang patut diperhatikan secara serius ke depannya adalah varian baru covid-19 omicron. Varian ini sudah ada di banyak negara, termasuk tetangga Indonesia sendiri. Meskipun beberapa pihak menyampaikan omicron tidak seganas varian delta, akan tetapi pemerintah patut waspada.

Selanjutnya, kata Myrdal adalah kondisi AS yang alami lonjakan inflasi. Sehingga diperkirakan tapering dimulai lebih cepat, begitu juga dengan kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral AS Federal Reserve (the Fed).

"Kebijakan the Fed yang lebih ketat jika tekanan inflasi global terus berlanjut. Ini bisa berpengaruh pada pasar keuangan maupun perbankan domestik jika biaya utang global terus meningkat," ujarnya.

(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular