Lega ya Pak Jokowi, Ancaman dari China ke RI Berkurang

Redaksi, CNBC Indonesia
11 December 2021 08:30
Bendera China
Foto: AP/Kin Cheung

Bank Indonesia meyakini tidak akan terjadi stagflasi di China seperti dugaan ekonom. Sebab, tanda perbaikan perekonomian sudah mulai terlihat di akhir tahun ini.

Stagflasi adalah dimana kondisi ekonomi melambat tapi inflasi tinggi. Ini adalah mimpi buruk bagi China kata ekonom.

"Kami sendiri tetap meyakini bahwa tida akan terjadi stgaflasi di China," ujar Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Hariyadi Ramelan kepada CNBC Indonesia.

Ia menjelaskan, perbaikan ekonomi China tercermin dari indikator PMI manufakturnya yang masuk zona ekspansi. Dimana pada Oktober berada di posisi 49,2 dan di November menjadi 50,1 poin.

Bahkan bank sentral China pun telah menurunkan GWM nya sebesar 50 basis poin (bps). Sehingga ini akan menambah likuditas perbankan di China sekitar 1,2 triliun yuan.

"Ini baru dilakukan 2 hari lalu dan tentunya kami melihat dengan adanya injeksi likuiditas sebesar 1,2 triliun ini akan dukung aktvitas ekonomi China dan juga sekaligus meredakan ketetatan likuiditas di sistem keuangan China," kata dia.

Sementara itu, munculnya varian baru Covid-19 yakni Omicron dinilai tidak akan berdampak besar bagi pergerakan positif yang sudah terjadi di China.

"Kami yakini even ada penyebaran omicron ini akan relatif minimal dengan tingkat vitality terbatas," pungkasnya.

(mij/mij)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular