Kurs Dolar Singapura Sudah Jungkir Balik 4 Hari Beruntun

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Jumat, 10/12/2021 14:45 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura masih jungkir balik alias bergerak volatil melawan rupiah pada perdagangan Jumat (10/12). Dengan demkian, Mata Uang Negeri Merlion ini tak tentu arah, naik kemudian berbalik turun, bolak-balik seperti itu selama 4 hari beruntun.

Pada pukul 12:23 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.522,66, dolar Singapura menguat 0,07% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya dolar Singapura sempat turun 0,15% kemudian berbalik naik 0,22%. Dalam 3 hari sebelumnya, pergerakan yang sama terjadi, tetapi dengan persentase penurunan/kenaikan yang lebih besar.

Dalam 3 hari terakhir, rupiah diuntungkan oleh membaiknya sentimen pelaku pasar. Rupiah sebagai mata uang emerging market dengan imbal hasil tinggi sangat sensitif dengan sentimen pelaku pasar global.


Ketika sentimen membaik, rupiah cenderung menguat, begitu juga sebaliknya.

Kini sentimen pelaku pasar kembali memburuk, yang tentunya giliran dolar Singapura yang diuntungkan ketika berhadapan dengan rupiah.


Pelaku pasar kini mulai cemas akan penerapan pembatasan sosial yang meluas, setelah Inggris kembali melakukannya. Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, kembali mengetatkan pembatasan sosial dengan meminta warga Inggris untuk Work from Home (WfH), kemudian menggunakan masker di area publik, dan menggunakan syarat vaksinasi guna meredam penyebaran virus corona varian Omicron.

Johnson mengatakan Omicron yang menyebar dengan cepat membuatnya tidak punya pilihan selain menerapkan "Plan B", setra mempercepat program booster vaksin.

"Kami sedang melihat kehati-hatian di pasar karena Omicron. Ada kekhawatiran terkait kebijakan yang diambil pemerintah di berbagai negara guna meredam Omicron, dan 'Plan B' Inggris bisa menjadi contohnya," kata John Doyle, wakil presiden dealing dan trading di Tempus Inc. sebagaimana dilansir CNBC International.

Ketika semakin banyak negara mengetatkan pembatasan sosial, maka laju pemulihan ekonomi berisiko terhambat.

Selain itu, pergerakan dolar Singapura yang ibarat roller coaster beberapa hari terakhir juga terjadi akibat kemungkinan Otoritas Moneter Singapura (MAS) akan mengetatkan kebijakan moneternya di tahun depan.

Di sisi lain, rupiah juga mendapat tenaga dari rilis data ekonomi di pekan ini, di antaranya cadangan devisa yang meningkat dan naiknya tingkat keyakinan konsumen.

Hal tersebut membuat dolar Singapura dan rupiah saling tekan bergiliran yang membuat nilai tukarnya berfluktuasi.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor