
Duh Gawat! Akhir Pekan IHSG Dibuka Merah Nih

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuke melemah 0,38% ke level 6.618,68 pada perdagangan Jumat (10/12/2021).
IHSG masih berada di zona koreksi dengan pelemahan 0,38% ke level 6.618,81 selang 10 menit perdagangan. Asing pun masih melakukan net sell di pasar reguler sebesar Rp 128 miliar dengan transaksi harian Rp 1 triliun.
Saham yang paling banyak dilepas asing adalah saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan net sell masing-masing sebesar Rp 51 miliar dan Rp 17 miliar.
Sedangkan saham yang banyak diborong asing adalah saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT MNC Studios Tbk (MSIN) dengan net buy masing-masing sebesar Rp 1 miliar.
Sentimen kurang mengenakkan datang dari bursa saham AS. Indeks S&P 500 melemah 0,72% dan Indeks Nasdaq Composite anjlok 1,71%.
Saham-saham Wall Street justru anjlok ketika rilis data ketenagakerjaan AS menunjukkan perbaikan. Klaim tunjangan pengangguran AS tercatat mencapai 184 ribu dan menjadi level terendah dalam 50 tahun terakhir.
Namun investor cenderung wait and see jelang rilis data inflasi. Tren kenaikan inflasi di AS yang signifikan membuat pelaku pasar bertaruh the Fed akan mempercepat proses tapering dan menaikkan suku bunga acuan.
"Di satu sisi pertumbuhan ekonomi dan pasar tenaga kerja menyediakan alasan untuk bersikap optimistis terhadap ekonomi, inflasi juga kian panas dan menyentuh level tertinggi 30 tahun," tulis UBS dalam laporan riset yang dikutipCNBC International.
Ekonomi dalam survey Dow Jones memperkirakan indeks harga konsumen tersebut akan melesat 6,7% secara tahunan, menjadi penguatan yang terbesar sejak Juni 1982. Inflasi bulanan diprediksi sebesar 0,7%.
Berdasarkan poling Reuters, pelaku pasar memperkirakan kenaikan suku bunga acuan AS (Federal Fud Rates/FFR) bakal terjadi pada kuartal III tahun depan atau lebih cepat dari ekspektasi sebelumnya di kuartal IV.
Dari dalam negeri sentimen yang mewarnai perdagangan hari ini adalah seputar Presidensi Indonesia G20. Di tengah risiko pengetatan kebijakan moneter, baik Gubernur BI maupun Menkeu sepakat bahwa Indonesia siap melakukan sinkronisasi kebijakan namun tetap menjaga momentum pemulihan ekonomi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000