
IHSG Kuat di Atas 6.600, Sesi 2 Lanjut Gak Nih ?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0.12% ke level 6.611,45 pada sesi I perdagangan Kamis (9/12/2021).
IHSG bergerak di rentang 6.602,88 hingga 6.617,13 pada perdagangan intraday. Saat IHSG menguat terpantau ada 266 saham naik, 210 melemah dan 185 stagnan.
Nilai transaksi menyentuh Rp 6,99 triliun. Namun asing net sell sebesar Rp 22,28 miliar di pasar reguler. Nilai net sell asing cenderung rendah.
Sentimen positif datang dari bursa saham New York. Semalam tiga indeks acuannya ditutup naik. Indeks Dow Jones naik 0,1%. Indeks S&P 500 terapresiasi 0,31% dan Nasdaq Composite memimpin penguatan setelah melesat 0,64%.
Kenaikan kinerja Wall Street yang apik dini hari tadi tak terlepas dari membaiknya sentiment terhadap varian baru Covid-19 bernama Omicron.
Setelah kabar baik dari Afrika Selatan, giliran perusahaan farmasi Pfizer dan BioNTech mengatakan berdasarkan dara awal penelitian di lab, tiga dosis vaksin buatan mereka mampu meredam Omicron secara efektif.
Terbaru dalam pengumuman Rabu (8/12) kemarin, Pfizer-BioNTech menyebutkan bahwa dosis ketiga vaksin kerja sama mereka tampaknya mampu memberikan perlindungan yang kuat terhadap varian omicron, sementara vaksin dua dosis awal mungkin tidak cukup untuk mencegah infeksi.
Temuan mereka, bersama dengan data dari studi laboratorium terpisah, mengkonfirmasi bahwa varian baru lebih terampil menghindari perlindungan kekebalan yang diberikan oleh vaksin yang ada daripada jenis sebelumnya, tetapi sejauh mana kemampuannya untuk melemahkan pertahanan tubuh masih belum diketahui pasti.
Setelah naik 0,12% di sesi I, bagaimana arah pergerakan IHSG di sesi II? Berikut ulasan teknikalnya.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat posisi penutupan IHSG, maka indeks harus melewati level resisten terdekatnya di 6.637 untuk membentuk tren bullish.
Sementara itu indeks harus melewati level support terdekatnya di level 6.597 dan selanjutnya di 6.557 untuk mengalami tren bearish.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 54,99 yang mengindikasikan berada di area netral. Secara umum peluang indeks untuk lanjut menguat di sesi II cenderung terbatas.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham