Outlook 2022

Simak Nih! Investasi Saham di Sektor Ini Berpotensi Cuan

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
08 December 2021 18:00
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021).  Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham tanah air pada tahun depan diyakini bakal tumbuh positif seiring momentum pemulihan kinerja emiten dan membaiknya pertumbuhan ekonomi.

Head of Equity Research Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer mengungkapkan, ada sejumlah katalis positif yang akan mendorong pertumbuhan bursa saham domestik.

Pertama, tahun depan adalah momentum transisi dari pandemi Covid-19 menjadi endemi. Dengan demikian, masyarakat dipastikan akan hidup berdampingan dengan Covid-19.

"Ekspektasi perbaikan pertumbuhan ekonomi dan laba bersih emiten jadi turning positif," kata Adrian, Macroeconomic Outlook Mandiri, Rabu (8/12/2021).

Selain itu, meskipun ada risiko dari dampak kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, risiko arus modal keluar (capital outflows) dari pasar saham tidak akan seperti tahun 2013.

Tak hanya itu, dari sisi valuasi saham dibanding pasar obligasi, meskipun IHSG sejak awal tahun sudah naik dua digit, pertumbuhannya masih cukup wajar.

"Valuasi saham dibanding valuasi obligasi, saham itu itu tidak overvalued," bebernya.

Adrian menambahkan, pada tahun depan, masih ada risiko volatilitas yang akan dihadapi sebagai dampak dari risiko kebijakan moneter The Fed.

"2022 pasti namanya level volatilitas bisa lebih tinggi karena ada kekhawatiran bagaimana jika tapering lebih cepat," katanya.

Mandiri Sekuritas merekomendasikan beberapa saham-saham yang menarik bagi investor antara lain di sektor perbankan, komoditas, sektor industri yang terkait dengan pemulihan ekonomi, dan ritel.

Secara terpisah, Director for Investment Strategy PT Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat menyebut, ada beberapa sektor saham yang berpotensi tumbuh di tahun depan.

Pertama, adalah sektor perbankan. Sektor perbankan diyakini masih berpotensi tumbuh dan memberikan imbal hasil yang baik seiring dengan pertumbuhan penyaluran kredit di tahun depan.

Sektor yang berpotensi tumbuh lainnya, lanjut Budi adalah di sektor otomotif dan properti. Kedua sektor ini semenjak kuartal kedua menunjukkan tren perbaikan dari sisi penjualan. Membaiknya penjualan otomotif dan properti juga tidak terlepas dari insentif pemerintah yang melonggarkan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) untuk properti dan kendaraan sampai dengan Desember 2021.

Berikutnya, emiten di sektor telekomunikasi. Seperti diketahui, selama masa pandemi, sektor telekomunikasi cukup diuntungkan dengan aktivitas bekerja dari rumah (work from home) yang meningkatkan permintaan konsumsi data internet.

"Kita suka, industri telekomunikasi, perusahaannya memiliki power untuk bisa meningkatkan earnings," kata Budi menambahkan.

Terakhir, sektor yang menarik untuk berinvestasi adalah emiten di sektor pertambangan yang terkait dengan kebutuhan komponen baterai kendaraan listrik seperti nikel.

Pasalnya, di China, saat ini sudah banyak perusahaan yang memproduksi baterai kendaraan listrik yang melangsungkan penawaran umum perdana saham.
"Sektor pertambangan boleh dibilang punya prospek bagus, apalagi pemerintah bisa meningkatkan nilai tambah," bebernya.


(sys/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Pamer Kinerja IHSG, Lebih Cuan dari Negara Tetangga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular