Crazy Rich Li Ka-Shing Caplok Bank Jasa Jakarta

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
Selasa, 07/12/2021 14:52 WIB
Foto: Dok BRI

Jakarta CNBC Indonesia - Sebuah konsorsium yang dipimpin oleh WeLab, unicorn fintech (financial technology) asal Hong Kong, dikabarkan telah berhasil mengumpulkan US$ 240 juta atau setara dengan Rp 3,43 triliun (asumsi kurs Rp 14.300/US$) untuk membeli 24% saham milik PT Bank Jasa Jakarta (BJJ).

Melansir South China Morning Post, Selasa (7/12/2021), Konsorsium WeLab Sky akan membeli saham pengendali di Bank Jasa Jakarta (BJJ), dan membangun platform bank digital. Perusahaan yang didukung investor besar macam Sequoia Capital dan miliarder Hong Kong Li Ka-Shing telah mengumpulkan dana US$ 240 juta tersebut dari investor yang ada dan investor baru untuk mendanai akuisisi dan investasi lainnya.


"Indonesia, dengan lebih dari 180 juta konsumen muda yang melek teknologi, memberikan peluang besar bagi kami untuk memperkenalkan layanan perbankan digital bagi mereka yang sekarang tidak mampu memperoleh layanan perbankan apa pun," kata Simon Loong, salah satu pendiri dan kepala eksekutif WeLab, dalam sebuah wawancara dengan South China Morning Post.Nantinya, WeLab akan meminta persetujuan dari otoritas di Indonesia untuk membeli sisa saham demi kendali mayoritas bank. Pihak WeLab sendiri tidak memberikan besaran harga pasti dan rincian transaksi pembelian saham tersebut.

WeLab disebutkan berencana untuk meluncurkan bank digital Indonesia pada paruh kedua tahun depan, merupakan kedua di Asia, setelah dimulai di Hong Kong pada tahun 2019. Menurut WeLab, Indonesia adalah salah satu pasar keuangan terbesar di Asia, dengan perkiraan 77% dari 270 juta penduduk tanpa bank atau kekurangan layanan perbankan.

Seiring dengan itu, perkembangan ekonomi digital di Indonesia juga terus meningkat. Menurut sebuah Laporan November oleh Temasek, Google dan Bain & Co, nilai gross merchandise value belanja online diperkirakan tiga kali lipat menjadi US$124 miliar pada tahun 2025, dari US$ 44 miliar pada tahun lalu. Angka tersebut juga jauh lebih tinggi dibandingkan dengan US$8 miliar pada tahun 2015.

Sebelumnya, WeLab sebenarnya sudah membentuk joint venture dengan konglomerat otomotif PT Astra International Tbk (ASII) pada 2018, dengan nama PT Astra WeLab Digital Arta (AWDA).

Dalam website Astra Financial dijelaskan, AWDA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang fintech dengan kategori peer-to-peer lending yang menggunakan big data dan machine learning untuk memberikan nilai kredit dan persetujuan pinjaman dengan cepat dan berkualitas.

Dengan kehadiran WeLab, persaingan bank digital RI akan semakin ramai, setelah sebelumnya Grup perbankan Singapura DBS Group Holdings dan United Overseas Bank Ltd. (UOB) telah meluncurkan bank digital. Sementara, raksasa transportasi online Gojek juga menggenggam lebih dari 21% saham PT Bank Jago Tbk (ARTO).

Mengacu pada website resmi perusahaan, Bank Jasa Jakarta mulai dikembangkan oleh keluarga Iskandar Widyadi sejak tahun 1984 untuk melayani konsumen individu dan usaha kecil dan menengah (UKM). Bank Jasa Jakarta saat ini memiliki jaringan kantor yang terdiri dari 1 Kantor Pusat, 11 Kantor Cabang Pembantu dan 2 Kantor Kas serta penyediaan jaringan ATM yang tergabung dalam jaringan Prima dan Alto yang tersebar di seluruh kota besar Indonesia.

Loong mengatakan, WeLab berencana untuk tetap membiarkan BJJ melanjutkan jaringan kantor cabang tradisional, tetapi juga akan membantu memperluas layanan perbankan digitalnya tahun depan.

Sebagai informasi, Loong mendirikan WeLab pada tahun 2013. Selama delapan tahun, perusahaan telah berkembang pesat di Hong Kong, Cina daratan dan Indonesia, menyediakan pinjaman online dan layanan perbankan virtual kepada 50 juta pelanggan individu dan 700 pelanggan korporat.

"Kami sangat senang menyambut WeLab sebagai pemegang saham baru untuk membawa BJJ ke era perbankan digital baru," kata Handrie Wirawan, Presiden Direktur BJJ, dalam keterangannya.

"BJJ telah melakukan transformasi digital sejak 2018, dan inisiatif strategis ini sejalan dengan komitmen dan visi kami dalam menawarkan layanan perbankan digital kepada lebih banyak nasabah," imbuh Handrie.


(adf/adf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ekonomi Sulit, Begini Cara Bank Digital Gaet Nasabah Baru 2025