Batal ke Bawah Rp 10.000, Kurs Dolar Australia Balik Melesat

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
07 December 2021 14:07
Ilustrasi dolar Australia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi dolar Australia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Awal pekan kemarin nilai tukar dolar Australia nyaris menembus ke Rp 10.000/AU$, sebelum berbalik menguat tajam. Kenaikan tersebut masih berlanjut pada perdagangan hari ini, Selasa (7/12) setelah bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) mengumumkan kebijakan moneternya.

Pada pukul 12:33 WIB, AU$ 1 setara Rp 10.200,96, dolar Australia menguat 0,25% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sementara Senin kemarin, mata uang Negeri Kanguru ini melesat nyaris 1% setelah menyentuh level terlemah sejak Juli 2020 lalu.

Sejak 2 November hingga Jumat pekan lalu, dolar Australia sudah jeblok lebih dari 6% akibat RBA yang mengesampingkan kenaikan suku bunga di tahun depan.
"Data dan proyeksi terbaru tidak menjamin kenaikan suku bunga di tahun 2022. Dewan gubernur masih bersabar," kata Gubernur RBA Philip Lowe, saat pengumuman kebijakan moneter, sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (2/11).

Selain itu, dalam beberapa kesempatan Lowe selalu menyatakan suku bunga tidak akan dinaikkan hingga tahun 2024.

Tetapi, dalam pengumuman rapat kebijakan moneter hari ini, Lowe tidak menyatakan hal tersebut. RBA masih mempertahankan suku bunga 0,1% yang merupakan rekor terendah dalam sejarah, dan baru akan dinaikkan jika inflasi aktual bertahan di dalam rentang 2% hingga 3%.

"Anggota dewan tidak akan menaikkan suku bunga hingga inflasi aktual berada dalam target 2% hingga 3%," kata Lowe sebagaimana dilansir abc.net.au, Selasa (7/12).

"Untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan perbaikan pasar tenaga kerja lebih lanjut hingga menghasilkan pertumbuhan upah yang lebih tinggi dari saat ini. Hal tersebut akan membutuhkan waktu beberapa lama, dan para anggota dewan siap untuk bersabar," tambah Lowe.

Pasar melihatnya sebagai kemungkinan suku bunga naik lebih awal. Untuk saat ini, pasar melihat suku bunga akan dinaikkan di 2023.

Survei tersebut dilakukan Reuters pada 29 November hingga 2 Desember, dengan 35 ekonom.

Tidak hanya sekali, RBA juga diprediksi akan agresif menaikkan suku bunga. Kenaikan berikutnya diperkirakan terjadi di kuartal II-2023, sebesar 25 basis poin (0,25%) sehingga menjadi 0,5%, dan selanjutnya di penghujung 2023 dinaikkan lagi sebesar 25 basis poin.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar Australia Tak Mampu Tembus Rp 10.700/AU$, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular