Erick Sebut KRAS Mau Bangkrut Desember, Ini Fakta-faktanya

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
07 December 2021 13:05
cover topik: krakatau steel luar
Foto: cover topik/krakatau steel luar/Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Pernyataan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir yang menyebut produsen baja pelat merah, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) bakal bangkrut tahun ini menjadi perhatian publik.

Hal ini disampaikan Menteri Erick di hadapan Komisi VI DPR RI. Menurutnya, emiten bersandi KRAS itu bisa terancam gulung tikar jika tidak melakukan sejumlah langkah restrukturisasi.

Ketiganya adalah restrukturisasi dari mangkraknya proyek pabrik blast furnace yang menelan investasi senilai US$ 850 juta. Kedua, negosiasi kerja sama dengan perusahaan baja, Posco. Terakhir, kemungkinan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA) untuk berinvestasi di Krakatau Steel.

"Ini krusial kalau ketiga gagal, kedua gagal, pertama gagal, maka Desember ini (Krakatau Steel) bisa default," ujar Erick di Kompleks Parlemen, Senayan.

Lantas, apa benar perusahaan baja yang dikomandoi Silmy Karim ini bisa bangkrut di Desember tahun ini?

Jika melihat dari sisi fundamental kinerja keuangan, KRAS mencatatkan perbaikan. Perseroan mencatatkan laba bersih senilai US$ 59,72 juta atau setara dengan Rp 848,08 miliar (asumsi kurs Rp 14.200/US$) hingga kuartal III-2021.

Nilai ini berbanding terbalik dengan kerugian bersih yang masih ditanggung perusahaan di periode yang sama tahun sebelumnya, rugi US$ 27,40 juta atau sekitar Rp 389 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, berhasilnya perusahaan mencatatkan laba bersih ini juga membuat nilai laba bersih per saham menjadi US$ 0,0031 dari sebelumnya rugi per saham yang sebesar US$ 0,0014.

Kenaikan laba bersih ini ditunjang oleh peningkatan pendapatan perusahaan menjadi US$ 1,61 miliar (Rp 22,86 triliun) di akhir September 2021, tumbuh 71,51% secara tahunan (year on year/YoY) dari pendapatan di akhir kuartal ketiga tahun lalu US$ 938,79 atau setara Rp 13,33 triliun.

Sejalan dengan itu, beban pokok penjualan meningkat menjadi US$ 1,41 miliar dari sebelumnya US$ 826,43 juta. Beban penjualan itu bertambah menjadi US$ 30,39 juta dari sebelumnya US$ 26,56 juta, dibarengi dengan naiknya beban umum dan administrasi menjadi US$ 76,87 juta dari US$ 62,01 juta.

Nilai penjualan limbah operasi berkurang nilainya menjadi US$ 3,08 juta dari US$ 4,69 juta. Lalu pendapatan operasional lainnya berkurang menjadi US$ 17,34 juta dari US$ 49,54 juta.

Beban operasi lainnya bertambah menjadi US$ 18,48 juta dari US$ 5,34 juta. Biaya keuangan perusahaan juga mencatatkan kenaikan menjadiUS$ 106,53 juta dari US$ 97,50 juta.

Rugi dari entitas asosiasi lain dan ventura bersama membaik menjadi US$ 84,95 juta dari sebelumnya mencatatkan rugi US$ 41,37 juta.

Pada periode tersebut, tercatat nilai aset KRAS menjadi sebesar US$ 3,74 miliar, naik dari posisi akhir Desember 2020 yang senilai US$ 3,48 miliar. Aset lancar tercatat mencapai US$ 1,05 miliar dan aset tak lancar sebesar US$ 2,69 miliar.

Di pos liabilitas, terjadi kenaikan hingga kuartal III-2021 menjadi US$ 3,32 miliar dari sebelumnya US$ 3,04 miliar. Liabilitas jangka pendek tercatat sebesar US$ 1,56 miliar dan liabilitas jangka panjang ditutup di angka US$ 1,76 miliar.

Ekuitas perusahaan yang dipimpin oleh Silmy Karim ini di akhir September 2021 lalu mencapai US$ 420,93 juta, turun dari posisi akhir Desember 2020 yang sebesar US$ 448,72 juta.

Komisaris Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI) Roy Maningkas meyakini, kondisi PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), tidak akan mengalami kebangkrutan pada Desember ini.

"Yang jelas pernyataan Pak Erick Thohir sebagai menteri BUMN yang membawahi KS, pernyataan yang kurang bijak. Bahkan cenderung merugikan KS yang notabene adalah anak dia kan," kata Roy, kepada CNBC Indonesia, Selasa (6/12/2021).

Dia menyebut, KRAS masih memiliki anak usaha yang membukukan laba, seperti subholding KS Grup, Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI). Roy menyebut, KSI saat ini menjadi cashcow bagi induk holding KS.

Perusahaan ini memberi andil EBITDA sebesar 50% terhadai holding dengan laba bersih tahun ini sekitar Rp 500 miliar. Roy bahkan meminta Menteri Erick
untuk bertaruh Rp 1 miliar jika KS bangkrut bulan ini.

"Saya akan bayar pak menteri. Sebaliknya jika KS tetap bertahan tanpa melakukan yang diminta pak menteri, uang Rp1 miliar itu akan saya sumbangkan ke kaum Dhuafa," katanya menambahkan.

Roy mengatakan, KS memang dalam kondisi sulit. Tapi manajemen telah berbuat yang terbaik dan sekarang kondisinya sudah mulai membaik. Sebagai aset strategis, seharusnya KS diperlakukan dengan strategis pula. Jangan sampai hanya karena ada motif tertentu, KS menjadi korban dari kepentingan tertentu.

"Pernyataan itu sangat tidak hati-hati, dan tidak benar. Saya membantah dan saya siap menanggung risikonya," ujarnya.

Lebih jauh Roy menambahkan, untuk menyelesaikan kewajiban KS kepada sejumlah krediturnya, perusahaan telah memiliki sejumlah rencana. Termasuk melepas kepemilikan saham di KSI hingga 40 persen.

Akan tetapi, kata Roy, belakangan muncul permintaan agar penjualan KSI hingga sampai 70 persen saham sampai tahun 2023. Inilah yang justru akan merugikan KS sebagai pemegang saham mayoritas. Karena KSI merupakan aset penting dari KS.

Pada perdagangan Selasa ini, harga saham KRAS terpantau anjlok 6,70% ke level Rp 418 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 8,09 triliun. Dalam sebulan terakhir ini, harga saham KS sudah jatuh 22,59%.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular