
Winter is Coming! Tapi Kok Harga Batu Bara Rontok?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara ambles pada perdagangan kemarin. Musim dingin yang tidak terlampau dingin membuat harga komoditas energi berguguran.
Kemarin, harga batu bara di pasar IC Newcastle (Australia) ditutup di US$ 144,6/ton. Anjlok 4,55% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Ini membuat harga si batu hitam melemah dua hari beruntun. Selama dua hari tersebut, koreksinya mencapai 6,23%.
Penyebab koreksi batu bara adalah musim dingin di belahan bumi utara yang sepertinya lebih hangat. Di Amerika Serikat (AS), suhu udara musim dingin 2021 kemungkinan lebih hangat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Seiring dengan La Nina yang terjadi pada musim dingin kali ini, kami mengantisipasi suhu udara di bawah terjadi hanya di sebagian wilayah utara AS. Sementara sebagian besar wilayah laiinnya mengalami suhu udara yang lebih tinggi," ungkap Jon Gottschalk, Chief Operational Prediction Branch di US National Oceanic and Atmospheric Administration, seperti dikutip dari keterangan tertulis.
![]() |
Musim dingin yang lebih hangat ini membuat kebutuhan penghangat ruangan tidak terlalu besar. Ini membuat konsumsi listrik pun tidak melonjak tajam.
Hasilnya, harga komoditas energi untuk pembangkit listrik bertumbangan. Tidak hanya batu bara, harga gas alam ambrol 10,77% pada pukul 06:44 WIB hari ini.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji) Next Article Kurang 'Vitamin', Harga Batu Bara Diramal Masih Lemah Lesu
