IHSG Berakhir Menguat, Tapi Asing Lego ASII-KLBF

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Senin, 06/12/2021 16:58 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat pada perdagangan Senin (6/12/2021), di mana investor cenderung mengabaikan sentimen regulasi dari bursa yang menghapus kode broker di running trade mulai hari ini.

Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,13% ke level 6.547,116. Penguatan IHSG cenderung terpangkas. Padahal, IHSG bisa saja ditutup di level 6.575,06 pada hari ini.

Data perdagangan mencatat nilai transaksi hari ini kembali meningkat menjadi Rp 12,6 triliun. Sebanyak 214 saham menguat, 301 saham melemah dan 151 lainnya stagnan. Investor Asing tercatat kembali melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 184 triliun di pasar reguler.


Asing tercatat melepas tiga saham berkapitalisasi pasar di atas Rp 100 triliun, yakni saham PT Astra International Tbk (ASII), saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Selain itu, asing juga melepas saham emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), saham emiten produsen mesin konstruksi dan alat berat pertambangan yakni PT United Tractors Tbk (UNTR), dan saham emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL).

Berikut saham-saham yang dilepas oleh investor asing pada hari ini.

Sementara dari pembelian bersih, asing mengoleksi saham emiten produsen susu sapi yang baru saja melantai di bursa pada akhir November lalu, yakni saham PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) alias Cimory.

Selain itu, asing mengoleksi saham perbankan big cap yakni PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), saham emiten pertambangan nikel dan batu bara PT Harum Energy Tbk (HRUM), saham emiten teknologi informasi telekomunikasi digital yakni PT NFC Indonesia Tbk (NFCX), dan saham emiten telekomunikasi big cap yakni PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).

Adapun saham-saham yang dikoleksi oleh investor asing pada hari ini adalah:

Sentimen untuk perdagangan hari ini datang baik dari dalam negeri maupun dari luar. Dari luar negeri sejatinya tekanan terhadap bursa domestik datang dari perkembangan pasar keuangan global dan varian virus corona (Covid-19) Omicron.

Terkait dengan perkembangan Covid-19 varian Omicron, pada hari ini masih menjadi momok paling menakutkan bagi pasar keuangan dunia, termasuk di Indonesia. Apalagi, kasus infeksi akibat Omicron juga sudah ditemukan di wilayah Asia Tenggara.

Kemudian dari dalam negeri, sentimen datang dari regulasi yang diterapkan oleh bursa. Mulai perdagangan hari ini, Senin (6/12/2021) akan ada beberapa perubahan pada mekanisme perdagangan saham di bursa lokal. Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan pembaharuan dengan menambahkan beberapa fitur sepanjang perdagangan berlangsung.

Beberapa fitur tersebut antara lain pengaturan mekanisme perdagangan saat pre-opening dan pre-closing yakni dengan menambahkan fitur Indicative Equilibrium Price (IEP), Indicative Equilibrium Volume (IEV) dan yang menarik adalah aturan random closing.

Aturan tersebut ditujukan guna mendorong pembentukan harga yang lebih wajar dan meminimalisir adanya kemungkinan aksi cornering jelang penutupan yang sering terjadi di bursa domestik.

Mulai hari ini, saat perdagangan berlangsung, bursa juga menghapus kode broker pada running trade. Alhasil, investor tidak bisa melihat siapa saja anggota bursa (AB) yang mentransaksikan saham apa. Ke depan bahkan domisili investor juga.

Tetapi, dampak yang ditimbulkan dari penutupan kode broker ini tidak terlalu besar pada pasar dalam negeri. Hal ini dibuktikan bahwa pada akhir perdagangan hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetap berhasil menguat, meskipun penguatannya cenderung terpangkas.

Bahkan dari nilai transaksi IHSG hari ini pun tidak berkurang dan kembali bertambah walaupun cenderung sedikit.

Co-Founder Komunitas Investor Saham Pemula (ISP), Frisca Devi Choirina menilai bahwa investor jangka panjang tidak terpengaruh pada penutupan kode broker ini.

Hal yang sama sebenarnya juga sudah menjadi best practise di pasar global sehingga perdagangan berlangsung normal kendati penutupan kode broker di running trade dilakukan.

"Kalau terkait penghapusan kode broker ini sebenarnya tidak berdampak ke para investor jangka panjang. Intinya mau ada atau tidak ya benar-benar gak ngefek. Kecuali buat trader di Indonesia baru mungkin berefek karena mereka terbiasa membaca pergerakan market maker dari kode itu," kata Frisca.

"Artinya ya memang kode broker sebenernya tidak begitu berdampak signifikan di market, yang pakai kan cuma ritel-ritel saja," tambah Frisca.

Head of Equity Research BNI Sekuritas, Kim Kwie Sjamsudin juga mengatakan bahwa penutupan kode broker ini akan berdampak positif pada market. Mengingat tak banyak investor yang bergantung pada kode broker saat melakukan transaksi.

"Kalau saya lihat penutupan kode broker overall akan berpengaruh positif untuk market karena hanya sebagian kecil investor saja yang relying on kode broker untuk investasi mereka," kata Kim kepada CNBC Indonesia, Senin (6/12/2021).

Sejalan dengan itu, Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengungkapkan di manajer investasi transaksi juga tidak bergantung pada arus beli dari satu broker. Namun lebih menekankan pada fundamental dari tiap-tiap emiten.

"Penutupan tersebut mungkin berdampak untuk investor yang menggunakan analisa bandarmologi atau sejenisnya yang membutuhkan informasi kode broker," ungkap dia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat