Awal Pekan IHSG Bangkit, Lanjut Sesi 2 Gan
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup sesi I awal pekan ini dengan apresiasi sebesar 0,53% ke level 6.573,41.
IHSG dibuka menguat 0,22% ke level 6.552,82. Selanjutnya IHSG bergerak di rentang 6.526 - 6.582. Sebanyak 219 saham terpantau menguat, 293 melemah dan 140 saham stagnan.
Nilai transaksi tercatat mencapai Rp 6,67 triliun dengan asing net buy di pasar reguler sebesar Rp 16,92 miliar.
Ada empat emiten baru yang resmi listing di bursa saham hari ini. Pergerakan harganya cenderung variatif. Saham PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) dan PT Wira Global Solusi Tbk (WGSH) masing-masing menguat 6,49% dan 10%.
Sedangkan untuk saham PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP) dan PT Jaya Swarasa Agung Tbk (TAYS) masing-masing melemah 3,75% dan 6,11%.
Sentimen untuk perdagangan hari ini datang baik dari dalam negeri maupun dari luar. Dari luar negeri sejatinya tekanan terhadap bursa domestik datang dari perkembangan pasar keuangan global dan varian Omicron.
Terkait dengan perkembangan Covid-19 varian baru Omicron masih menjadi momok paling menakutkan bagi pasar keuangan dunia termasuk di Indonesia. Apalagi kasus infeksi akibat Omicron juga sudah ditemukan di wilayah Asia Tenggara.
Kemudian dari dalam negeri sentimen datang dari regulasi yang diterapkan oleh bursa. Mulai perdagangan hari ini, Senin (6/12/2021) akan ada beberapa perubahan pada mekanisme perdagangan saham di bursa lokal. Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan pembaharuan dengan menambahkan beberapa fitur sepanjang perdagangan berlangsung.
Beberapa fitur tersebut antara lain pengaturan mekanisme perdagangan saat pre-opening dan pre-closing yakni dengan menambahkan fitur Indicative Equilibrium Price (IEP), Indicative Equilibrium Volume (IEV) dan yang menarik adalah aturan random closing.
Aturan tersebut ditujukan guna mendorong pembentukan harga yang lebih wajar dan meminimalisir adanya kemungkinan aksi cornering jelang penutupan yang sering terjadi di bursa domestik.
Mulai hari ini, saat perdagangan berlangsung bursa juga menghapus kode broker pada running trade. Alhasil investor tidak bisa melihat siapa saja anggota bursa (AB) yang mentransaksikan saham apa. Ke depan bahkan domisili investor juga.
Setelah berhasil menguat 0,53% di sesi I, bagaimana arah pergerakan IHSG di sesi II nanti? Berikut ulasan teknikalnya.
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat posisi penutupan IHSG, maka indeks harus melewati level resisten terdekatnya di 6.602 untuk membentuk tren bullish.
Sementara itu indeks harus melewati level support terdekatnya di level psikologis 6.550 untuk mengalami tren bearish.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 50,88 yang mengindikasikan IHSG cenderung bergerak di zona netral. Secara teknikal IHSG berpeluang untuk cenderung sideways.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)