Omicron Sampai di Singapura, Dolarnya Masih Kuat di Rp 10.500
Jakarta, CNBC Indonesia Nilai tukar dolar Singapura masih menguat melawan rupiah meski virus corona varian Omicron sudah masuk ke Negeri Merlion. Bahkan, dokter spesialis penyakit menular di Singapura mengatakan Omicron bakal "menguasai" dunia dalam beberapa bulan ke depan.
Pada perdagangan Jumat (3/12) pukul 14:10 WIB, dolar Singapura menguat 0,11% ke Rp 10.508,65/SG$ di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Kementerian Kesehatan Singapura (Ministry of Health/MoH) melaporkan dua kasus positif Omicron yang berasal dari penerbangan Singapore Airlines (SIA), SQ479, dari Afrika Selatan (Afsel).
"Kedua kasus diisolasi setibanya di Singapura pada 1 Desember dan belum berinteraksi di masyarakat," kata MOH, dikutip dari Channel News Asia (CNA) Jumat (3/11/2021).
"Saat ini tidak ada bukti penularan komunitas dari kasus-kasus ini."
Kasus kini ditempatkan di pusat karantina, National Center for Infectious Diseases (NCID). Keduanya sudah divaksin lengkap dan memiliki gejala sepeti batuk ringan dan tenggorokan gatal.
Sementara itu dokter spesialis penyakit menular, Leong Hoe Nam, dari rumah sakit Mount Elizabeth Novena memperkirakan Omicron akan menjadi varian virus corona yang dominan di dunia.
"Sejujurnya, Omicron akan mendominasi dan membanjiri seluruh dunia dalam 3 sampai 6 bulan ke depan," kata Leong dalam acara Street Signs Asia, CNBC International Rabu (1/12).
Saat ini corona varian Delta yang menguasai dunia. Menurut laporan Reuters penyakit akibat virus corona (Covid-19) saat ini 99% merupakan varian Delta, yang pertama kali ditemukan di India pada bulan Maret 2021, dan mendominasi di dunia di bulan Juli.
Meski Omicron sudah masuk ke Singapura tetapi dolarnya masih kuat, salah satu penyebabnya adalah data yang menunjukkan penjualan ritel melesat di bulan Oktober.
Biro Statistik Singapura melaporkan penjualan ritel melesat 7.5% year-on-year (YoY), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan September 6,8% YoY.
Sementara jika melihat pertumbuhan bulanan (month-on-month), penjualan ritel naik 0,7%.
Kenaikan tersebut menjadi pertanda perekonomian Singapura terus menunjukkan pemulihan, dan membuat dolarnya perkasa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)