Dividend Yield ISAT Tembus 22%, Kudu Senang Ato Hati-hati ?
Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan membagikan dividen interim untuk tahun buku yang berakhir 2021 pada penghujun bulan Desember ini.
Catatan CNBC Indonesia, setidaknya terdapat 10 emiten yang akan membagikan dividen interim maupun dividen final.
Dari kesepuluh emiten tersebut, salah satu yang menyita perhatian investor adalah PT Indosat Tbk (ISAT). Hal ini disebabkan karena ISAT akan membagikan dividen jumbo senilai total Rp 9,5 Triliun.
Dengan demikian, nantinya setiap pemegang saham yang namanya dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) perseoran berhak menerima dividen senilai Rp 1.748,27 per saham.
Cum dividen interim di pasa reguler dan pasar negosiasi dijadwalkan pada 6 Desember 2021. Ex dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi pada 7 Desember 2021.
Sedangkan, cum dividen di pasar tunai dan tanggal daftar pemegang saham yang berhak mendapat dividen interim atau recording date pada 8 Desember. Adapun, ex dividen di pasar tunai pada 0 Desember dan pembayaran dividen interim pada 16 Desember 2021.
Merespons adanya aksi korporasi tersebut, harga saham ISAT pun terkerek naik. Meskipun kemarin (2/12) harga saham ISAT terpantau melemah 0,96%, tetapi dalam sepekan terakhir nilai kapitalisasi pasar perseroan telah naik 9,12%.
Apabila seorang investor membeli saham ISAT di harga penutupan kemarin di Rp 7.775/unit dan menggenggamnya hingga cum date maka yield yang diperoleh bakal sebesar 22,48%. Tentu saja ini merupakan imbal hasil yang besar.
Secara keuangan, kinerja ISAT tahun ini cenderung membaik. Dari sisi top line, emiten telekomunikasi yang baru saja resmi merger dengan 3 Hutchinson ini berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 11,96% year on year (yoy).
Penjualan ISAT naik dari Rp 20,59 triliun pada kuartal III tahun lalu menjadi Rp 23,06 triliun per September tahun ini. Secara rinci pendapatan ISAT masih ditopang dari segmen pendapatan seluler yang mencapai 82% dan berhasil membukukan pertumbuhan 10,3% yoy.
Kemudian dari sisi bottom line, laba bersih ISAT berbalik dari sebelumnya merugi Rp 457,5 miliar menjadi leba sebesar Rp 5,8 triliun. Sejatinya kenaikan laba yang fantastis ini lebih banyak dikontribusikan karena adanya divestasi aset.
Untuk diketahui, ISAT melalukan transaksi jual dan sewa balik menara atau towernya sebenyak 4.247 unit kepada PT EPID Menara AssetCo.
Dividen yang tinggi memang menjadi daya tarik tersendiri bagi investor untuk mengkoleksi saham ISAT. Namun investor tetap harus berhati-hati dalam memanfaatkan momentum ini.
Faktor yang patut diperhatikan adalah harga beli dan waktunya. Jika harga saham terus melesat jelang cum date, maka sebaiknya investor tidak perlu terlalu FOMO (Fear of Missing Out) karena biasanya harga saham akan cenderung dibanting di saat ex date.
Apabila harga jatuh sampai menyentuh level auto reject bawah (ARB) maka investor akan sulit berjualan dan jika tren ini berlanjut maka yield yang diperoleh menjadi tergerus atau bahkan menjadi merugi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)