
Omicron-Fed Jadi Ancaman, Bagaimana Masa Depan Rupiah?

Jika dilihat secara teknikal, tekanan bagi rupiah cukup besar setelah bergerak di atas rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/MA 50), MA 100, dan MA 200.
Selain itu, rupiah juga membentuk pola Inverse Head and Shoulders yang menjadi sinyal kenaikan suatu aset. Dalam hal ini USD/IDR bergerak naik yang artinya rupiah mengalami pelemahan.
![]() Foto: Refinitiv |
Puncak bawah Inverse Head and Shoulders berada di Rp 14.020/US$ sementara Neckline berada di kisaran Rp 14.320/US$. Artinya ada jarak sebesar 290 poin.
Ketika Neckline ditembus (break out), maka rupiah berpeluang melemah sebesar jarak tersebut. Maka selama rupiah tertahan di atas Rp 14.320/US$, ada risiko melemah 290 poin ke Rp 14.600/US$.
Rupiah bisa lepas dari pola ini dan berbalik menguat di Desember jika mampu kembali ke bawah Rp 14.320/US$, dan bertahan di bawahnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]
