Kumpulkan Tenaga, IHSG Mau Menguat di Sesi II

Tri Putra, CNBC Indonesia
Kamis, 02/12/2021 13:02 WIB
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau dengan penguatan sebesar 0,93% ke level 6.567,96 hingga sesi I perdagangan Kamis (2/12/2021). Penguatan saham-saham perbankan kakap dengan kapitalisasi pasar besar menjadi penopang utama naiknya IHSG.

Pada 1 jam pertama perdagangan, IHSG sempat terjerembab di zona merah. Namun indeks sukses rebound.

IHSG diperdagangkan di level 6.484,58-6.568,38. Saat IHSG menguat, tercatat ada 265 saham naik, 233 turun dan 153 stagnan. Nilai transaksi menyentuh Rp 7,48 triliun. Namun investor asing net buy tipis sebesar Rp 30,1 miliar di pasar reguler.


IHSG yang sudah dua hari beruntun kandas memberikan ruang dan peluang untuk rebound. Itulah yang terjadi setidaknya untuk hari ini.


Indeks saham bursa utama kawasan Asia cenderung bergerak variatif siang ini. Dini hari tadi tiga indeks saham acuan Bursa New York anjlok lebih dari 1%.

Sentimen negatif berasal dari kabar ditemukannya kasus Covid-19 yang disebabkan oleh varian Omicron di California. Selain itu Wall Street juga dikejutkan dengan kemungkinan The Fed yang bakal mempercepat laju tapering di tengah tekanan inflasi yang tinggi.

Namun sejatinya ketua The Fed Jerome Powell juga mengatakan bahwa merebaknya varian Omicron menjadi risiko serius bagi perekonomian dan membuat outlook inflasi penuh dengan ketidakpastian.

Tak bisa dipungkiri bahwa varian Omicron menjadi risiko terbesar bagi ekonomi dan pasar. Apabila kasus Covid-19 akibat varian Omicron terus dilaporkan dan membuat lockdown kembali merajalela, tak menutup kemungkinan IHSG untuk tembus all time high lagi di bulan Desember ini pupus.

Analisis Teknikal

Sumber: Refinitiv


Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Jika melihat posisi penutupan IHSG, maka indeks harus melewati level resisten terdekatnya di 6.569 untuk membentuk tren bullish. Sementara itu indeks harus melewati level support terdekatnya di level psikologis 6.507 untuk mengalami tren bearish.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Saat ini RSI berada di area 47,63 dan berada pada tren naik. Hal ini mengindikasikan bahwa IHSG masih punya peluang menguat di sesi II.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji)