Omicron Bikin Kacau, Saham Properti Rontok Berjamaah

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
02 December 2021 09:53
Awal Desember 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat capaian Program Satu Juta Rumah sebanyak 765.120 unit rumah, didominasi oleh pembangunan rumah bagi  masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebesar 70 persen, atau sebanyak 619.868 unit, sementara rumah non-MBR yang terbangun sebesar 30 persen, sebanyak 145.252 unit.
Program Satu Juta Rumah yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, sekitar 20 persen merupakan rumah yang dibangun oleh Kementerian PUPR berupa rusunawa, rumah khusus, rumah swadaya maupun bantuan stimulan prasarana dan utilitas (PSU), 30 persen lainnya dibangun oleh pengembang perumahan subsidi yang mendapatkan fasilitas KPR FLPP, subsisdi selisih bunga dan bantuan uang muka. Selebihnya dipenuhi melalui pembangunan rumah non subsidi oleh pengembang.
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengungkapkan, rumah tapak masih digemari kelas menengah ke bawah.
Kontribusi serapan properti oleh masyarakat menengah ke bawah terhadap total penjualan properti mencapai 70%.
Serapan sebesar 200.000 unit ini, akan terus meningkat pada tahun 2018 menjadi 250.000 unit.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emiten properti kembali ambles pada awal perdagangan hari ini, Kamis (2/12/2021), melanjutkan pelemahan setidaknya sejak perdagangan Rabu kemarin (1/12).

Indeks sektor properti (IDXPROPERT) pun memimpin pelemahan indeks sektoral dengan melemah 0,94%.

Sementara, menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.28 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melorot ke zona merah hingga minus 0,29% ke 6.488,97, usai turun dalam 2 hari belakangan.

Sentimen yang masih membayangi pergerakan pasar saham global, termasuk Tanah Air, adalah perkembangan kabar soal penyebaran varian baru Covid-19 Omicron yang dikhawatirkan bisa menekan secara signifikan pemulihan ekonomi yang sudah berlangsung hingga saat ini.

Berikut pelemahan saham properti pagi ini.

  1. Pollux Properties Indonesia (POLL), saham -6,99%, ke Rp 1.730/saham

  2. Bekasi Asri Pemula (BAPA), -4,17%, ke Rp 69/saham

  3. Greenwood Sejahtera (GWSA), -3,57%, ke Rp 189/saham

  4. Summarecon Agung (SMRA), -2,99%, ke Rp 810/saham

  5. Alam Sutera Realty (ASRI), -2,40%, ke Rp 163/saham

  6. Lippo Cikarang (LPCK), -1,82%, ke Rp 1.350/saham

  7. Royalindo Investa Wijaya (INDO), -1,82%, ke Rp 108/saham

  8. Ciputra Development (CTRA), -1,47%, ke Rp 1.005/saham

  9. PP Properti (PPRO), -1,47%, ke Rp 67/saham

  10. Pakuwon Jati (PWON), -1,26%, ke Rp 472/saham

  11. Perdana Gapura Prima (GPRA), -1,02%, ke Rp 97/saham

  12. Lippo Karawaci (LPKR), -0,68%, ke Rp 146/saham

  13. Bumi Serpong Damai (BSDE), -0,49%, ke Rp 1.025/saham

  14. Metropolitan Land (MTLA), -0,48%, ke Rp 418/saham

Saham POLL menjadi yang paling anjlok, yakni hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 6,9%, setelah kemarin juga terkena ARB 7,00%. Praktis, dalam sepekan saham POLL merosot 12,85% dan dalam sebulan anjlok 45,43%.

Sebelum ini, selama 25-29 November saham POLL merosot secara beruntun usai melesat 9,02% pada Rabu (24/11) pekan lalu.

Saham BAPA dan GWSA juga masing-masing anjlok 4,17% dan 3,57% pagi ini.

Sementara, saham SMRA merosot 2,99%, menandai pelemahan selama 3 hari beruntun. Dengan ini, dalam sepekan saham SMRA anjlok 11,48% dan dalam sebulan terjungkal hingga minus 14,74%.

Setali tiga uang, saham ASRI pun tergerus 2,40%, melanjutkan tren pelemahan selama 5 hari terakhir. Dalam sepekan, saham ASRI ambles 11,35%, sedangkan dalam sebulan melorot 12,30%.

Kendati sahamnya memerah, masih terdapat sentimen positif untuk sektor properti, salah satunya adalah sejumlah insentif dari pemerintah seperti pelonggaran LTV 0% bagi uang muka pembelian rumah menjadi katalis positif bagi emiten di sektor ini.

Namun, memang, pandemi Covid-19 tampaknya masih menahan pertumbuhan penjualan properti, khususnya residensial, Tanah Air.

Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia yang terbit pada 12 November mengindikasikan harga properti residensial tumbuh terbatas pada triwulan III 2021.

Hal ini tercermin dari kenaikan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan III 2021 sebesar 1,41% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 1,49% (yoy). Pada triwulan IV 2021, BI memprakirakan, harga properti residensial primer masih tumbuh terbatas sebesar 1,19% (yoy).

Kemudian, dari sisi penjualan, hasil survei mengindikasikan, penjualan properti residensial di pasar primer pada triwulan III 2021 masih tertahan. Hal ini tercermin dari penjualan properti residensial pada triwulan III 2021 yang terkontraksi 15,19% (yoy). Penurunan penjualan properti residensial terutama terjadi pada tipe rumah kecil.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Naik Daun Nih! Reli Saham-saham Properti Berlanjut Gaes

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular