Omicron Dipakai Jadi Alasan Investor Buat Obral Minyak!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 December 2021 08:39
Omicron sars-CoV-2. (REUTERS/DADO RUVIC)
Foto: Omicron sars-CoV-2. (REUTERS/DADO RUVIC)

Dunia kembali dilanda ketakutan. Kalau sampai kasus positif melonjak lagi seperti saat puncak varian delta belum lama ini, maka sangat mungkin dunia kembali terancam lockdown. Dikunci, digembok, #dirumahaja.

Namun sebenarnya informasi soal varian omicron belum benar-benar lengkap. Masih banyak hal yang belum diketahui, tetapi pasar sudah bereaksi lebih dulu.

Menurut laporan mingguan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyebaran virus corona saat ini masih didominasi oleh varian delta sementara varian lain mulai menurun. Sejauh ini, delta masih lebih menyebar luas ketimbang varian yang diwaspadai (Variant of Concern/VoC) lainnya, termasuk omicron yang penyebarannya masih terbatas di beberapa negara.

Dari 839.119 data tes yang dilaporkan ke WHO dalam 60 hari terakhir, varian delta sangat dominan dengan 99,8%. Sementara varian lain seperti gamma, alpha, beta, mu, lambda, dan omicron masing-masing kurang dari 0,1%.

"Saat pasar mendengar ada kabar soal varian Frankenstein atau apalah namanya, investor langsung menjual. Soal bertanya itu urusan belakangan," tegas John Kilduff, Partner di Again Capital yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.

"Panggung sekarang dikuasai oleh para spekulator," tambah Robert Yawger, Director of Energy Futures di Mizuho, juga dilansir Reuters.

Oleh karena itu, Kilduff berani memperkirakan harga minyak bakal bangkit lagi. Begitu sudah ada kejelasan lebih lanjut soal varian omicron, maka harga minyak akan rebound. Harga light sweet akan kembali masuk fase bullish saat sudah menembus level US$ 70/barel.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular