Balikkan Keadaan, BUMI Catat Laba US$ 243,3 Juta di Q3

Lalu Rahadian, CNBC Indonesia
01 December 2021 10:53
Pekerja membersihkan sisa-sisa batu bara yang berada di luar kapal tongkang pada saat bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). Pemerintah Indonesia berambisi untuk mengurangi besar-besaran konsumsi batu bara di dalam negeri, bahkan tak mustahil bila meninggalkannya sama sekali. Hal ini tak lain demi mencapai target netral karbon pada 2060 atau lebih cepat, seperti yang dikampanyekan banyak negara di dunia. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bumi Resources Tbk(BUMI) mencatatkan laba US$ 243,3 juta pada kuartal III/2021. Perolehan laba ini menjadi pembalikan setelah kerugian pada kuartal III/2020 senilai US$ 9,1 juta.

Berdasarkan rilis BUMI per September 2021, lonjakan laba ini dikontribusikan oleh peningkatan pendapatan dan margin usaha. Pendapatan BUMI per kuartal III/2021 mencapai US$ 3,75 miliar tumbuh 35% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai US$ 2,77 miliar.

Sementara itu, margin usaha perusahaan tercatat naik lebih dari tiga kali lipat menjadi 20% pada periode yang sama. Pada kuartal III/2020, margin usaha BUMI hanya sebesar 5,7%.

Selain ditopang kenaikan pendapatan dan margin usaha, laba bersih berhasil diraih BUMI karena faktor berkurangnya beban pokok perusahaan. Hingga akhir September 2021 beban pokok pendapatan perusahaan batu bara ini sebesar US$512,78 juta, turun 7,27% secara tahunan.

"Beban pokok penjualan masih terkendali walaupun dalam kondisi pandemi dan cuaca buruk yang menantang, dan fluktuasi harga minyak," kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan Dileep Srivastava, Rabu (1/12/2021).

Kinerja positif Bumi Resources ditopang keberhasilan perusahaan meningkatkan pendapatan dari penjualan batubara, emas, dan penyediaan jasa ke pihak ketiga. Per kuartal III/2021, BUMI telah mengekspor batubara senilai US$ 328,9 juta. Nilai ekspor ini naik 27,49% secara tahunan dibanding peroleh pada kuartal III/2020 sebesar US$ 257,95 juta.

BUMI juga mencatat kenaikan pendapatan dari penjualan batubara di dalam negeri sebesar 0,51% secara tahunan menjadi US$ 329,04 juta. Pendapatan BUMI dari penjualan emas per kuartal III/2021 melonjak drastis menjadi 1.281% secara tahunan menjadi US$ 5,63 juta dibanding setahun sebelumnya yaitu US$ 408,3 ribu.

Dileep berkata, kenaikan pendapatan dan laba perusahaan terjadi salah satunya karena adanya tren kenaikan harga batu bara sejak awal 2021. Berdasarkan data Kemennterian ESDM, per November harga batubara acuan mencapai US$ 215,01 per ton.

Menurut Dileep, sesuai pedoman dan tinjauan kondisi saat ini, BUMI menargetkan produksi batubara perusahaan bisa mencapai 80-82 juta ton hingga akhir tahun. Target produksi tersebut turun dibanding proyeksi sebelumnya karena adanya tren kenaikan curah hujan di akhir tahun.

"Pendapatan kotor meningkat hal ini dipicu oleh tren peningkatan harga batu bara yang masih berlangsung. Harga perkiraan rata-rata (batu bara) hingga akhir 2021 diestimasi sebesar US$ 68 - US$ 72 per ton," katanya.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pecah Rekor, BUMI Catat Pendapatan US$ 8,53 Miliar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular