"Pasukan" Farmasi Siap Hadapi Omicron! Rupiah Batal Terpuruk

Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat terpuruk di awal perdagangan Senin (29/11) rupiah akhirnya melemah tipis melawan dolar Amerika Serikat (AS). Sentimen pelaku pasar yang perlahan mulai membaik setelah dihantam kecemasan akibat munculnya Omicron membuat rupiah mampu memangkas pelemahan.
Melansir data Refinitiv, begitu perdagangan dibuka rupiah langsung jeblok 0,35%. Depresiasi rupiah bertambah menjadi 0,42% ke Rp 14.360/US$ yang merupakan level terlemah hari ini, juga sejak 5 November lalu.
Setelahnya, rupiah memangkas pelemahan hingga stagnan di Rp 14.300/US$ pada tengah hari. Tetapi di akhir perdagangan rupiah kembali melemah 0,14% ke Rp 14.320/US$.
Membaiknya sentimen pelaku pasar terlihat dari pergerakan bursa saham Asia hari ini yang mampu memangkas pelemahan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat sempat ambrol lebih dari 1% bahkan mampu berbalik menguat 0,71%.
Omicron merupakan varian virus corona terbaru yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan. Para ilmuwan mengatakan Omicron lebih mudah menular ketimbang varian Delta, serta dapat mengurangi efektivitas vaksin.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menetapkan Omicron sebagai Varian of Concern (VoC).
Kemunculan Omicron dikhawatirkan akan membuat banyak negara kembali menetapkan lockdown sehingga berisiko memicu pelambatan ekonomi global lagi.
Tetapi perusahaan farmasi yang bergerak cepat merespon virus corona Omicron, dan menjadi salah satu faktor yang membuat sentimen pelaku pasar mulai membaik.
Pada Jumat pekan lalu, Moderna, Johnson & Johnson sertra AstraZeneca mengatakan sedang melakukan investigasi terhadap varian baru ini.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Pfizer dan BioNtTech. Keduanya juga mengatakan bisa memodifikasi vaksin mereka secepat mungkin jika diperlukan untuk melawan Omicron.
Pfizer dan BioNtTech mengatakan akan mendapat lebih banyak data mengenai Omicron dalam dua pekan, dan bisa memodifikasi vaksin mRNA mereka dalam waktu 6 pekan dan siap didistribusikan dalam waktu 100 hari.
"Data tersebut akan memberikan lebih banyak informasi apakah B.1.1.529 merupakan varian yang kebal akan vaksin yang mungkin memerlukan penyesuaian pada vaksin kami jika Omicron menyebar secara global," kata perusahaan farmasi tersebut, sebagaimana diwartakan CNBC International, Jumat (26/11).
Perusahaan Johnson & Johnson mengatakan saat ini mereka sudah menguji vaksin mereka melawan Omicron.
"Kami mengamati munculnya varian baru dan telah melakukan uji coba seberapa efektif vaksin kami menghadapi Omicron yang pertama kali terdeketsi di Afrika Selatan," kata Johnson & Johnson
Kemudian AstraZeneca mengatakan vaksin yang dikembangkan bersama Universitas Oxford bisa merespon dengan cepat jika ada varian baru.
Sementara itu Moderna mengatakan akan melakukan uji coba tiga vaksin booster untuk melawan Omicron, dan akan mengembangkan booster yang spesifik untuk melawannya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Jurus Perry Warjiyo & BI Jaga Rupiah Dari Amukan Dolar AS
(pap/pap)