Saham-Saham Batu Bara Terkapar, Kena Imbas Omicron

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
Senin, 29/11/2021 09:35 WIB
Foto: Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten batu bara melemah pada awal perdagangan hari ini, Senin (29/11/2021), melanjutkan pelemahan setidaknya sejak Jumat pekan lalu (25/11).

Indeks sektor energi (IDXENERGY) menjadi salah satu indeks sektoral yang ambles, yakni minus 0,97%.

Sementara, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), per pukul 09.13 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung ambles 1,12%, meninggalkan level psikologis 6.500, ke 6.488,27 di tengah investor asing melakukan jual bersih Rp 210,60 miliar di pasar reguler dan jual bersih Rp 6,72 miliar di pasar negosiasi dan pasar tunai.


IHSG melanjutkan pelemahan yang dialami pada Jumat pekan lalu ketika anjlok 2,06%.

Berikut pelemahan saham batu bara pagi ini.

  1. TBS Energi Utama (TOBA), saham -6,93%, ke Rp 940/saham

  2. Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS), -3,66%, ke Rp 79/saham

  3. Resource Alam Indonesia (KKGI), -3,40%, ke Rp 284/saham

  4. Golden Eagle Energy (SMMT), -3,14%, ke Rp 185/saham

  5. Perdana Karya Perkasa (PKPK), -3,12%, ke Rp 155/saham

  6. Bumi Resources (BUMI), -2,99%, ke Rp 65/saham

  7. Indika Energy (INDY), -2,72%, ke Rp 1.610/saham

  8. ABM Investama (ABMM), -2,45%, ke Rp 1.395/saham

  9. Adaro Energy (ADRO), -2,42%, ke Rp 1.615/saham

  10. Indo Tambangraya Megah (ITMG), -2,33%, ke Rp 19.950/saham

  11. Bukit Asam (PTBA), -2,31%, ke Rp 2.540/saham

  12. Alfa Energi Investama (FIRE), -1,94%, ke Rp 505/saham

  13. Harum Energy (HRUM), -1,63%, ke Rp 9.075/saham

  14. Delta Dunia Makmur (DOID), -1,38%, ke Rp 286/saham

  15. Prima Andalan Mandiri (MCOL), -1,16%, ke Rp 3.400/saham

  16. United Tractors (UNTR), -1,15%, ke Rp 21.550/saham

  17. Golden Energy Mines (GEMS), -0,73%, ke Rp 4.060/saham

  18. Mitrabara Adiperdana (MBAP), -0,27%, ke Rp 3.640/saham

  19. Bayan Resources (BYAN), -0,10%, ke Rp 26.225/saham

Menurut data di atas, saham TOBA menjadi yang paling ambles, hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 6,93% ke Rp 940/saham, usai turun 5,61% pada Jumat pekan lalu.

Dalam sepekan, saham TOBA turun 3,86%, sedangkan dalam sebulan melonjak 87,74%.

Kedua, ada saham BOSS yang melorot 3,66% ke Rp 79/saham, setelah ambles 5,75% pada Jumat minggu lalu. Alhasil, dalam seminggu saham BOSS tergerus 6,98%, sedangkan dalam sebulan anjlok 13,04%.

Di bawah saham BOSS, ada saham KKGI yang minus 3,40%, melanjutkan pelemahan 1,34% pada Jumat pekan lalu.

Saham SMMT juga tercatat turun ke zona merah hingga minus 3,14% ke Rp 185/saham. Dalam sepekan saham ini turun 1,04%, sedangkan dalam sebulan ambles 11,57%.

Harga batu bara melesat pada perdagangan pekan lalu. Harga si batu hitam naik selama dua pekan beruntun.

Sepanjang pekan lalu, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) melesat 11,39% secara point-to-point. Seminggu sebelumnya harga naik 7,3%. Jadi dalam dua minggu terakhir, harga komoditas ini meroket 19,52%.

Setidaknya ada dua faktor yang menyebabkan lonjakan harga batu bara. Satu, setelah menyentuh titik puncak pada 5 Oktober 2021, di mana harga mencapai US$ 280/ton, harga komoditas ini jatuh hingga ke US$ 137,1/ton pada 2 November 2021. Ada koreksi 51,03%.

Selepas 2 November 2021, harga batu bara cenderung naik dan puncaknya terjadi Kamis pekan lalu dengan harga menyentuh US$ 184,5/ton. Dibandingkan posisi 2 November 2021, harga sudah naik 34,57%.

Betul harga batu bara sudah melejit 34% lebih. Namun ingat, harga sempat ambrol lebih dari 51%. Jadi ruang bagi batu bara untuk mencetak technical rebound masih terbuka.

Dua, ada harapan permintaan batu bara akan naik, utamanya di China. Sektor properti di Negeri Panda, yang sedang babak belur dihajar krisis utang, mendapat stimulus dari pemerintah. Misalnya, pemerintahan Presiden Xi Jinping memerintahkan perbankan untuk menggenjot penyaluran kredit ke sektor properti untuk mengurangi tekanan arus kas Evergrande cs.

Kebangkitan sektor properti akan meningkatkan kebutuhan terhadap baja. Industri baja adalah industri yang padat energi, dan sumber energi itu datang dari batu bara.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat