Varian Omicron Muncul Jelang Nataru, PPKM Diperketat?

Feri Sandria, CNBC Indonesia
28 November 2021 16:00
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG, Senin (22/11/2021)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)

Bursa saham nasional sepekan ini anjlok, menyusul sentimen mayor dari bursa global menyusul penemuan varian baru virus Covid-19 di Afrika yang diduga lebih mudah menular dan lebih tahan melawan antibodi.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat (27/22/2021) drop 2,06% atau 137,79 poin menjadi 6.561,553. Namun dalam hitungan sepekan, IHSG terhitung ambles 2,36% atau 158,7 poin dibandingkan dengan posisi penutupan akhir pekan lalu di level 6.720,263.

Koreksi mingguan itu berbalik dari reli sepekan sebelumnya yang sebesar 1,04%. Tekanan tersebut juga membuat IHSG longsor melewati dua level psikologis, dari 6.700 menjadi 6.500, dan menghapus seluruh reli yang dikumpulkan sepanjang November.

Data PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan total nilai perdagangan sepekan mencapai Rp 68,8 triliun, dengan Investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) di pasar reguler sebesar Rp 602,6 miliar.

Aksi jual terbesar menimpa saham PT Dayamitral Telekomunikasi Tbk (MTEL), di mana investor asing mencetak net sell senilai Rp 1,9 triliun, disusul oleh saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dengan nilai penjualan bersih Rp 1,2 triliun.

Selain pasar modal dalam negeri, Bursa Asia utama lainnya ditutup berjatuhan pada perdagangan hari terakhir pekan ini, karena ketakutan sama yang dirasakan investor.

Indeks Hang Seng ditutup ambruk 2,67% ke level 24.080,52, Nikkei Jepang ambles 2,53% ke 28.751,619, Straits Times Singapura ambrol 1,72% ke 3.166,27, KOSPI Korea Selatan tergelincir 1,47% ke 2.936,44, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 2,06% ke 6.561,55, dan Shanghai Composite China melemah 0,56% ke 3.564,09.

Sebelumnya, ketika varian delta dikabarkan mulai menyebar pasar modal dalam negeri juga mengalami dampak serupa. Varian tersebut, sejatinya sudah dideteksi akhir tahun lalu namun baru diberikan nama pada akhir Mei 2021 akibat telah menyebar secara luas.

Kala itu, sejak awal Juni IHSG tidak sanggup bangkit untuk menembus level psikologis 6.200, karena situasi pandemi dalam negeri yang cukup mencekam, di mana dari hari ke hari pemerintah mengumumkan rekor baru dalam tambahan kasus positif baru yang memaksa pemerintah membatasi akses dan memberlakukan PPKM level tertinggi.

Bursa saham sendiri baru mulai membaik berhasil menembus level 6.200 dan mengalami reli pada akhir September tahun ini setelah kasus Covid mampu berkurang signifikan yang juga disertai kenaikan harga komoditas unggulan ekspor Indonesia.

Jika pemerintah gagal menanggulangi penyebaran varian baru ini dan kembali kecolongan seperti ketika varian delta menyerang tengah tahun ini, bukan tidak mungkin kondisi IHSG yang sempat membaik, kembali tersungkur ke harga yang jauh lebih rendah.

(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular