Hawa Panas Saham Batu Bara, Masih Dibanting Investor

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
26 November 2021 10:30
Bongkar muat batu bara di China. (REUTERS/ALY SONG)
Foto: Bongkar muat batu bara di China. (REUTERS/ALY SONG)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emiten batu bara melemah pada awal perdagangan hari ini, Jumat (26/11/2021). Pelemahan ini terjadi tampaknya seiring investor mulai melakukan aksi ambil untung setelah saham tersebut cenderung menguat dalam beberapa hari terakhir.

Berikut pelemahan saham batu bara, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.09 WIB.

  1. ABM Investama (ABMM), saham -3,36%, ke Rp 1.440/saham

  2. Prima Andalan Mandiri (MCOL), -3,14%, ke Rp 3.390/saham

  3. Indika Energy (INDY), -2,90%, ke Rp 1.675/saham

  4. Bumi Resources (BUMI), -2,82%, ke Rp 69/saham

  5. Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS), -2,30%, ke Rp 85/saham

  6. Adaro Energy (ADRO), -2,29%, ke Rp 1.705/saham

  7. Bukit Asam (PTBA), -2,22%, ke Rp 2.640/saham

  8. United Tractors (UNTR), -2,08%, ke Rp 22.375/saham

  9. Indo Tambangraya Megah (ITMG), -1,86%, ke Rp 21.150/saham

  10. Golden Eagle Energy (SMMT), -1,52%, ke Rp 194/saham

  11. TBS Energi Utama (TOBA), -1,40%, ke Rp 1.055/saham

  12. Perdana Karya Perkasa (PKPK), -1,20%, ke Rp 164/saham

  13. Delta Dunia Makmur (DOID), -0,68%, ke Rp 294/saham

  14. Bayan Resources (BYAN), -0,09%, ke Rp 26.325/saham

Menurut data di atas, saham ABMM menjadi yang paling melorot hingga minus 3,36% ke Rp 1.440/saham, usai menguat dalam 3 hari terakhir. Investor asing tercatat melakukan jual bersih saham ABMM Rp 1,15 miliar di pasar reguler.

Selain ABMM, saham MCOL ambles 3,14% ke Rp 3.390/saham. Saham MCOL telah terbenam di zona merah selama 4 hari beruntun. Ini terjadi usai saham MCOL melonjak tinggi selama 8 hari berturut-turut. Dalam sepekan, saham MCOL turun 1,46%, sedangkan dalam sebulan melesat 20,71%.

Di posisi ketiga, saham INDY turun 2,90%. Investor mulai melakukan aksi ambil untung setelah saham ini naik dalam 3 hari terakhir.

Saham Grup Bakrie BUMI juga melemah 2,82% ke Rp 69/saham, usia stagnan dalam 2 hari terakhir.

Sementara itu, harga batu bara ternyata masih kuat nanjak. Harga si batu hitam kini membukukan kenaikan selama delapan hari beruntun.

Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 184,5/ton. Naik 0,54% dari posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Kenaikan ini menggenapi tren pertumbuhan harga batu bara menjadi delapan hari berturut-turut. Selama delapan hari tersebut, harga melesat 26,59%,

Setidaknya ada dua faktor yang menyebabkan lonjakan harga batu bara. Satu, setelah menyentuh titik puncak pada 5 Oktober 2021, di mana harga mencapai US$ 280/ton, harga komoditas ini jatuh hingga ke US$ 137,1/ton pada 2 November 2021. Ada koreksi 51,03%.

Selepas 2 November 2021, harga batu bara cenderung naik dan puncaknya terjadi kemarin dengan harga menyentuh US$ 184,5/ton. Jadi dari 2 November 2021 hingga kemarin, harga sudah naik 34,57%.

Betul harga batu bara sudah melejit 34% lebih. Namun ingat, harga sempat ambrol lebih dari 51%. Jadi ruang bagi batu bara untuk mencetak technical rebound masih terbuka.

Dua, ada harapan permintaan batu bara akan naik, utamanya di China. Sektor properti di Negeri Panda, yang sedang babak belur dihajar krisis utang, mendapat stimulus dari pemerintah. Misalnya, pemerintahan Presiden Xi Jinping memerintahkan perbankan untuk menggenjot penyaluran kredit ke sektor properti untuk mengurangi tekanan arus kas Evergrande cs.

Kebangkitan sektor properti akan meningkatkan kebutuhan terhadap baja. Industri baja adalah industri yang padat energi, dan sumber energi itu datang dari batu bara.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 16 Saham Batu Bara Perkasa, Juaranya Tak Terduga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular