
Tok! Grup Djarum Tender Offer Saham SUPR di Harga Rp 15.640

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten menara grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) akan melakukan penawaran tender wajib (tender offer) atas saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) yang baru diakuisisinya. Tender offer ini akan dilakukan di harga Rp 15.640,51/saham.
Berdasarkan keterangan yang dipublikasikan perusahaan, aksi ini akan dilakukan melalui anak usaha TOWR, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo). Tender offer bakalmemberikan kesempatan kepada investor ritel untuk menjual sahamnya kepada pengendali baru SUPR dengan harga yang sama saat akuisisi dilakukan pada awal Oktober 2021 lalu.
Jumlah saham yang akan dibeli dari investor ritel ini sebanyak-banyaknya 67.965.022 saham atau setara dengan 5,97% dari modal yang ditempatkan dan disetor perusahaan. Untuk itu setidaknya Protelindo telah mempersiapkan dana senilai Rp 1,06 triliun.
Tender offer ini akan dilakukan pada 26-27 November 2021 dengan ketentuan seluruh pemegang saham yang akan menjual sahamnya harus melengkapi ketentuan yang telah ditetapkan. Jual beli saham ini nantinya akan dilakukan melalui mekanisme crossing di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui broker yang telah ditunjuk perusahaan, yakni PT Verdhana Sekuritas Indonesia.
Manajemen Protelindo menegaskan akan tetap menjalankan kegiatan operasional SUPR seperti biasa. Protelindo tidak memiliki rencana untuk menghapuskan pencatatan saham SUPR di BEI, tidak berencana untuk mengajukan perubahan status anak usahanya ini menjadi perusahaan tertutup atau melikuidasi perusahaan.
Diberitakan sebelumnya, Sarana Menara Nusantara resmi mengakuisisi 94,03% saham Solusi Tunas Pratama atau STP dengan nilai transaksi Rp 16,73 triliun. Transaksi tersebut dilakukan pada 1 Oktober 2021 yang dilakukan melalui anak usaha TOWR, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) dengan harga pelaksanaan Rp 15.640 per saham, harga premium di atas harga tertinggi September lalu Rp 14.000/saham.
Protelindo mengambilalih saham SUPR dari 14 pihak. Yakni PT Kharisma Indah Ekaprima, Cahaya Anugerah Nusantara Holdings Limited, Pioneering Networks Investments, Fajarindo Nusantara Holdings, Perdana Indonesia Holdings, Uniperkasa Indonesia Investments, Nusantara Connectivity Ventures, Puncak Pratama Holdings Limited.
Selanjutnya, Clearwater Insight Investments, Tumbuh Abadi Holdings Limited, Sentral Nusantara Holdings Limited. Lalu Great Archipelago Capital, Evergreen Digital Capital, dan Towering Heights Investments Limited.
Latar belakang dilakukannya transaksi pengambilalihan di antaranya adalah untuk pengembangan usaha Protelindo serta perluasan jaringan usaha agar dapat memperkuat posisi Protelindo sebagai pemilik dan operator tower independen dalam rangka melayani operator telekomunikasi Indonesia.
STP merupakan salah satu perusahaan menara telekomunikasi di Indonesia dengan 6.780 menara dan 12.500 penyewaan dan lebih dari 9.000 km jaringan kabel fiber optic. STP didirikan tahun 2006 dan merupakan perusahaan tercatat di BEI.
Selain menyewakan menara telekomunikasi, STP juga menyediakan layanan fiber optic backhaul capacity dan layanan lain terkait dengan operator jaringan telekomunikasi, penyedia jasa internet dan lainnya. Protelindo merupakan salah satu pihak yang berpartisipasi dalam proses lelang kompetitif selama 4 bulan, dan telah terpilih menjadi pemenang lelang.
(mon/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dicaplok Grup Djarum, SUPR Dapat Utang dari JPMorgan Rp 700 M