
Dicaplok Grup Djarum, SUPR Dapat Utang dari JPMorgan Rp 700 M

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten menara grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) mendapatkan fasilitas pinjaman dari JPMorgan Chase senilai Rp 700 miliar. Pinjaman tersebut diberikan kepada seluruh anak usahanya, termasuk PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) yang belum lama ini diakuisisinya.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan, fasilitas ini merupakan fasilitas perbankan tanpa komitmen.
Fasilitas ini diberikan kepada PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), PT Iforte Solusi Infotek (Iforte), PT Komet Infra Nusantara (KIN), dan Solusi Tunas Pratama.
Perjanjian antara keempat anak usaha TOWR ini dengan JPMorgan dilakukan pada 18 November 2021 lalu dan fasilitas ini akan tersedia hingga 16 April 2022 mendatang.
Fasilitas yang diberikan antara lain pinjaman bergulir dan cerukan/overdraft senilai Rp 700 miliar dan bank garansi seniai Rp 500 miliar untuk Protelndo. Lalu pinjaman bergulir dan cerukan/overdraft Rp 500 miliar untuk Iforte.
KIN diberikan fasilitas pinjaman bergulir dan cerukan/overdraft Rp 50 miliar. Sedangkan SUPR diberikan pinjaman bergulir dan cerukan/overdraft Rp 700 miliar.
"Terdapat penambahan pihak peminjam pada fasilitas yaitu SUPR," tulis keterbukaan informasi tersebut, dikutip Selasa (23/11/2021).
Pada Oktober lalu, Sarana Menara Nusantara resmi mengakuisisi 94,03% saham Solusi Tunas Pratama atau STP dengan nilai transaksi Rp 16,73 triliun.
Transaksi tersebut dilakukan pada 1 Oktober 2021 yang dilakukan melalui anak usaha TOWR, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) dengan harga pelaksanaan Rp 15.640 per saham, harga premium di atas harga tertinggi September lalu Rp 14.000/saham.
Protelindo mengambilalih saham SUPR dari 14 pihak, antara lain, PT Kharisma Indah Ekaprima, Cahaya Anugerah Nusantara Holdings Limited; Pioneering Networks Investments; Fajarindo Nusantara Holdings; Perdana Indonesia Holdings; Uniperkasa Indonesia Investments; Nusantara Connectivity Ventures; Puncak Pratama Holdings Limited.
Selanjutnya, Clearwater Insight Investments; Tumbuh Abadi Holdings Limited; Sentral Nusantara Holdings Limited; Great Archipelago Capital; Evergreen Digital Capital; dan Towering Heights Investments Limited.
Latar belakang dilakukannya transaksi pengambilalihan di antaranya adalah untuk pengembangan usaha Protelindo serta perluasan jaringan usaha agar dapat memperkuat posisi Protelindo sebagai pemilik dan operator tower independen dalam rangka melayani operator telekomunikasi Indonesia.
STP merupakan salah satu perusahaan menara telekomunikasi di Indonesia dengan 6.780 menara dan 12.500 penyewaan dan lebih dari 9.000 km jaringan kabel fiber optic. STP didirikan tahun 2006 dan merupakan perusahaan tercatat di BEI.
Selain menyewakan menara telekomunikasi, STP juga menyediakan layanan fiber optic backhaul capacity dan layanan lain terkait dengan operator jaringan telekomunikasi, penyedia jasa internet dan lainnya. Protelindo merupakan salah satu pihak yang berpartisipasi dalam proses lelang kompetitif selama 4 bulan, dan telah terpilih menjadi pemenang lelang.
(mon/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alamak! Harta 2 Bos Djarum Menguap Rp 5 T dalam Sehari