
Dari Go Private SUPR Hingga Investasi Raffi Ahmad

Jakarta, CNBC Indonesia - Terdapat sederet kabar emiten mulai dari rencana emiten untuk melakukan aksi buyback saham hingga melepas kembali saham treasurynya ke publik.
Selain itu juga ada rencana penambahan modal baru bagi dua emiten lainnya hingga laporan kinerja perusahaan.
CNBC Indonesia telah merangkum 10 peristiwa emiten pada perdagangan Senin (7/2/2022) untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum perdagangan hari ini, Selasa (8/2/2022) dibuka.
1. Pasca Diakuisisi Anak Usaha TOWR, SUPR Sinyalkan Go Private?
Emiten menara telekomunikasi, PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) masih mendiskusikan dengan pemegang saham perseroan, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) mengenai status perseroan setelah pelaksanaan akuisisi oleh Protelindo.
Dalam pengumuman yang disampaikan kepada otoritas bursa, manajemen SUPR belum bisa menyampaikan lebih lanjut mengenai status sebagai perusahaan tercatat atau menjadi perusahaan non publik (go private).
Selain itu, perusahaan juga masih mendiskusikan lebih lanjut mengenai rencana pemenuhan kepemilikan saham publik sebesar 7,5% atau free float.
2. Lagi, Matahari (LPPF) Bakal Gelar Buyback Saham Rp 500 M
Emiten pengelola ritel Grup Lippo,PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) berencana menggelar pembelian kembali (buyback) sahamhingga awal Mei mendatang.
Menurut keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah biaya yang akan dikeluarkan LPPF untuk pelaksanaan aksi buyback ini adalah maksimal Rp 500 miliar, termasuk biaya perantara pedagang efek dan biaya lainnya.
Manajemen menjelaskan, pembelian kembali saham akan dilakukan atas sebanyak-banyaknya 10% dari modal disetor dan ditempatkan perseroan, atau maksimum sebanyak 262.614.878 saham.
3. Bobby Gafur Umar Tender Wajib Saham OASA
Mantan Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), Bobby Gafur Umar, berencana melakukan penawaran tender wajib atas saham PT Protech Mitra Perkasa Tbk (OASA).
Berdasarkan prospektus yang disampaikan manajemen OASA, penawaran tender wajib itu akan dilakukan atas sebanyak-banyaknya 89,65 juta saham dengan harga penawaran sebesar Rp 224 per saham.
"Nilai total penawaran tender wajib sebanyak-banyaknya adalah senilai Rp 20,08 miliar," ungkap manajemen OASA, dikutip Senin (7/2/2022).
4. WSKT Kuasai 20% Saham Tol Terpanjang RI dan Incar Proyek Ini
Emiten konstruksi BUMN, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) menguasai sebanyak 20% saham di Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Jasamarga Gedebage Cilacap (PT JGC).
Ruas jalan tol tersebut menjadi yang terpanjang di Indonesia yakni 206,65 kilometer dengan nilai investasi sebesar Rp 56 triliun dengan masa konsesi selama 40 tahun.
Waskita menjadi salah satu pemegang saham bersama konsorsium pemenang lelang lainnya, yakni PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT Dayamulia Turangga, PT Gama Group, PT PP (Persero) Tbk (PTPP), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan PT Jasa Sarana.
5. Jualan Jamu Laris, SIDO Cetak Laba Rp 1,26 T di 2021
Emiten industri jamu dan farmasi, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), membukukan perolehan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 1,26 triliun pada tahun 2021.
Perolehan laba bersih tersebut meningkat 34,90% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp 934,01 miliar.
Naiknya laba bersih itu mengerek nilai laba per saham dasar Sido Muncul dari sebelumnya Rp 31,38 per saham menjadi Rp 42,28 per saham.
6. Catat! ITMG Jual Saham Hasil Buyback Mulai 18 Februari
Emiten tambang batu bara, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) berencana mengalihkan saham hasil pembelian kembali (buyback) melalui penjualan yang akan dimulai paling cepat pada 18 Februari mendatang.
Menurut keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah saham yang akan dialihkan oleh pihak ITMG adalah maksimal sebesar 33.369.100 saham. Saham ini merupakan saham hasil buyback yang dilakukan perusahaan pada 2016 silam.
Nantinya, kata manajemen ITMG, pihak penerima akan menerima saham melalui penawaran secara terbatas (private placement) yang dibantu oleh PT CIMB Niaga Sekuritas sebagai agen penjual yang ditunjuk ITMG dalam proses pengalihan saham hasil buyback ini.
7. BBYB Mau Rights Issue, Akulaku Perbesar Kepemilikan
Pemegang saham pengendali emiten bank digital PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), PT Akulaku Silvrr Indonesia, kembali menambah porsi kepemilikan sahamnya.
Berdasarkan pengumuman yang disampaikan emiten bank bersandi BBYB itu, Akulaku membeli sebanyak 1.773.100 saham Bank Neo Commerce.
Sehingga, setelah transaksi ini, porsi kepemilikan saham Akulaku di Bank Neo meningkat dari sebelumnya 2,367 miliar saham atau setara 25,13% menjadi sebanyak 2,369 miliar saham atau sekitar 25,15% saham.
8. Wow, Noice Kedatangan Investor Baru, Sultan Andara!
Pesohor Tanah Air yang kian gencar melakukan investasi di industri digital, Raffi Ahmad, mengumumkan bahwa ia telah resmi menjadi investor di aplikasi konten audio, Noice.
Noice merupakan salah satu dari unit usaha PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI), yang merupakan bagian dari Grup MahakabesutanMenteri BUMN Erick Thohir.
Platform digital tersebut sebelumnya sudah kedatangan banyak investor kakap yakni modal ventura (venture capital/VC) seperti Alpha JWC Ventures dan Go-Ventures, perusahaan investasi milik Gojek.
9. Incar Modal Inti Rp 2,4 T, BSWD Rights Issue 1,65 M Saham
PT Bank of India Indonesia Tbk (BSWD) berencana meningkatkan modal inti bank menjadi Rp 2,4 triliun melalui penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) sebanyak 1,65 miliar saham.
Hal itu terungkap berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (7/2/2022).
Bank of India Indonesia berencana meminta restu pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa yang digelar pada 16 Maret 2022.
10. Merdeka Copper Gold Beri Pinjaman Rp 864 Miliar Untuk MTI
Emiten tambang emas PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)memberikan fasilitas pinjaman sebesar US$ 60 juta atau setara Rp 864 miliar (asumsi kurs Rp14.400/US$) kepada perusahaan afiliasi, PT Merdeka Tsingshan Indonesia.
Berdasarkan keterbukaan informasi MDKA yang dirilis Senin (7/2/2022), PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI) merupakan Perusahaan Terkendali Perseroan yang sahamnya dimiliki oleh Perseroan secara tidak langsung melalui PT Batutua Pelita Investama sebesar 80%.
Pada tanggal 4 Februari 2022, Perseroan dan MTI telah menandatangani suatu perjanjian fasilitas dukungan induk untuk menyediakan dana pembiayaan dari Perseroan kepada MTI dengan nilai total sampai dengan US$ 60 juta.
(mon)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini 7 Kabar Harus Anda Baca Sebelum Trading Cari Cuan