Analisis Teknikal

Profit Taking Berlanjut, Langkah IHSG di Sesi 2 Makin Berat

Putra, CNBC Indonesia
Rabu, 24/11/2021 12:58 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri sesi I perdagangan hari ini, Rabu (24/11/2021) dengan koreksi tipis sebesar 0,03%. Hingga istirahat siang IHSG ditutup di level 6.676,15.

Di sepanjang perdagangan, indeks bergerak di rentang 6.668 hingga 6.698. IHSG membuka perdagangan hari ini dengan penguatan 0,29% dan mendekati level psikologis 6.700.

Namun sayang indeks gagal mencapai level tersebut dan cenderung downtrend. Data perdagangan mencatat sebanyak 227 saham mengalami apresiasi, 273 saham melemah dan 164 saham stagnan.


Asing membukukan net sell di pasar reguler dengan nilai sebesar Rp 93,5 miliar. Hanya saja di pasar negosiasi asing net buy Rp 880,93 miliar sehingga secara keseluruhan masih ada capaian beli bersih senilai Rp 787,44 miliar.

Selain kinerja Wall Street yang kurang apik semalam, sentimen yang mewarnai perdagangan hari ini datang dari pergerakan harga komoditas.

Di pasar komoditas, harga minyak mentah dan batu bara berhasil rebound. Harga kontrak minyak mentah jenis Brent ditutup menguat 3,27% kemarin dan kembali tembus ke atas level US$ 80/barel.

Setelah memulai fase downtrend sejak awal Oktober 2021, bulan November tampaknya menjadi momen balas dendam bagi komoditas batu bara.

Dalam sepekan terakhir harga batu bara sukses mencatatkan apresiasi sebesar 16,45%. Kemarin harga batu bara acuan global Newcastle ditutup di level US$ 177/ton untuk kontrak yang berakhir Desember tahun ini pasca menguat lebih dari 4% dalam sehari.

Uptrend harga batu bara yang berlanjut juga turut menopang kinerja harga saham emiten tambang batu bara RI setidaknya untuk perdagangan sesi I. Mayoritas saham emiten tambang batu hitam domestik ditutup menguat.

Setelah melemah tipis di sesi I, bagaimana prospek IHSG di sesi II? Berikut ulasan teknikalnya.

Analisis Teknikal

Foto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat posisi penutupan IHSG, maka indeks harus melewati level resisten terdekatnya di 6.700 untuk membentuk tren bullish.

Sementara itu indeks harus melewati level support terdekatnya di level psikologis 6.661 untuk mengalami tren bearish.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 47,77 dan cenderung bergerak turun. Secara umum peluang indeks untuk lanjut terkoreksi di sesi II masih ada sehingga hal ini masih patut untuk diwaspadai.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Israel Vs Iran Bikin Harga Minyak Naik & Bursa Saham "Ambyar"