Ikuti Tren Regional, IHSG Berakhir Melemah Tipis di Sesi 1

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
24 November 2021 12:08
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG, Senin (22/11/2021) (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berfluktuasi pada penutupan perdagangan sesi pertama Rabu (24/11/2021) dan berakhir di zona merah mengikuti tren di bursa Asia.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.676,148 atau melemah 1,7 poin (-0,03%) pada penutupan siang. Dibuka menguat 0,29% ke 6.697,424, indeks acuan utama bursa ini menyentuh level tertinggi hariannya pada 6.698,415 jelang pukul 09:00 WIB.

Namun selepas itu, IHSG tertekan dan meluncur ke zona merah hingga menyentuh level terendah hariannya pada 6.668,054 jelang sekitar pukul 09:30 WIB. Mayoritas saham terpelanting yakni sebanyak 273 unit, sementara 227 lain menguat, dan 164 sisanya flat.

Nilai perdagangan menguat ke level Rp 8 triliun yang melibatkan 17 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 820.000-an kali. Investor asing hari ini mencetak penjualan bersih (net sell), senilai Rp 93,5 miliar.

Saham yang mereka lego adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 44,9 miliar dan Rp 31 miliar. Kedua saham tersebut flat, masing-masing di level Rp 4.210 dan Rp 3.800/saham.

Sebaliknya, saham yang diburu antara lain PT Yulie Sekuritas Indonesia Tbk (YULE) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan nilai pembelian bersih masing-masing Rp 49,3 miliar dan Rp 13 miliar. Keduanya naik, masing-masing sebesar 8% dan 0,7% ke Rp 930 dan Rp 7.050/saham.

Dari sisi nilai transaksi, saham PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) dan PT Bank Jago Tbk (ARTO) memimpin dengan total nilai perdagangan masing-masing sebesar Rp 572,9 miliar dan Rp 399,7 miliar diikuti PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO) senilai Rp 289,6 miliar.

Koreksi terjadi di tengah tekanan bursa kawasan. Mayoritas bursa di Asia melemah di mana indeks Nikkei Jepang memimpin dengan anjlok 1,8%, sementara Hang Seng tertekan 0,06%. Sebaliknya, indeks Strait Times Singapura masih menguat 0,14%.

Investor cenderung wait and see dalam jangka pendek karena memantau perkembangan terbaru mulai dari inflasi hingga kenaikan kasus Covid-19 di Eropa yang diikuti dengan pengetatan mobilitas di beberapa negara.

Pada awalnya, saham menyambut positif nominasi Jerome Powell untuk melanjutkan jabatannya sebagai ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), yang memicu ekspektasi bahwa jalur kebijakan moneter masih berlanjut menuju pemulihan pandemi dan mengatasi inflasi.

Namun sentimen tersebut terhapus oleh kekhawatiran kenaikan virus Covid-19 di Eropa Barat, termasuk di Singapura.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Bank Diburu, IHSG Awet Menghijau Hingga Closing Sesi 1

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular