Disebut Jokowi, Ini Yang Membuat Rupiah Sulit Menguat

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 November 2021 12:31
Dollar-Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah masih tertahan di zona merah melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan Rabu (24/11). Sejak awal pekan ini rupiah juga tidak mampu menguat, meskipun pelemahannya tipis-tipis saja.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan melemah 0,07% ke Rp 14.265/US$. Setelahnya rupiah menyentuh Rp 14.275/US$ atau melemah 0,14% di pasar spot. Pada pukul 12:00 WIB, pelemahan rupiah sedikit terpangkas menjadi 0,11% di Rp 14.270/US$.

Bank sentral AS (The Fed) yang diperkirakan akan mempercepat laju tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) serta menaikkan suku bunga membuat rupiah sulit menguat.

Normalisasi kebijakan moneter tersebut berulang kali disebutkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai salah satu ancaman yang dihadapi Indonesia.

Pada hari ini Jokowi memberikan pengarahan dalam Rapat Koordinasi Nasional dan Anugerah Layanan Investasi 2021. Dalam kesempatan tersebut ia menjelaskan berbagai bahaya yang dihadapi Indonesia, salah satunya tapering The Fed yang sudah mulai dilakukan bulan ini.

"Ini yang sering saya sampaikan kepada semua kepala daerah harus mengerti dan harus mengantisipasi." tegasnya.

Dalam pengumuman kebijakan moneter awal bulan ini, The Fed mengumumkan mulai melakukan tapering sebesar US$ 15 miliar setiap bulannya. Tapering langsung dimulai bulan ini, dengan nilai QE saat ini sebesar US$ 120 miliar, maka perlu waktu 8 bulan hingga menjadi nol, atau QE berakhir pada bulan Juni tahun depan. Hal itu lah yang ingin dipercepat oleh Dewan Gubernur The Fed, Christoper Waller.

Waller menyerukan agar The Fed melipat gandakan tapering sehingga bisa berakhir di bulan April tahun depan dan bisa menaikkan suku bunga di kuartal II-2022.
"Pemulihan pasar tenaga kerja yang cepat serta tingginya inflasi mendorong saya untuk melakukan tapering lebih cepat dan tidak lagi menerapkan kebijakan akomodatif di 2022," kata Waller sebagaimana diwartakan Reuters, Jumat (22/11).

Sejak muncul isu dipercepatnya tapering, rupiah jadi kesulitan menguat. Tetapi, di sisa perdagangan hari ini rupiah berpeluang memangkas pelemahan, terlihat dari pergerakannya di pasar non-deliverable forward (NDF) yang lebih kuat siang ini ketimbang beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan pagi tadi.

PeriodeKurs Pukul 8:54 WIBKurs Pukul 11:54 WIB
1 PekanRp14.259,50Rp14.251,0
1 BulanRp14.289,00Rp14.290,0
2 BulanRp14.334,50Rp14.333,0
3 BulanRp14.383,00Rp14.383,0
6 BulanRp14.529,00Rp14.524,0
9 BulanRp14.679,00Rp14.694,0
1 TahunRp14.858,00Rp14.820,0
2 TahunRp15.398,20Rp15.412,1

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Penyebab Rupiah Menguat 4 Pekan Beruntun, Terbaik di Asia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular