Internasional

Melebihi Ekspektasi, Ekonomi Singapura Tumbuh 7,1% Tapi...

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
24 November 2021 14:57
(foto:visitsingapore.in)
Foto: visitsingapore.in

Jakarta, CNBC Indonesia - Perekonomian Singapura tumbuh melebihi ekspektasi di kuartal III (Q3) 2021. Data Kementerian Perdagangan dan Industri memaparkan ekonomi negara tetangga RI ini tumbuh 7,1% secara year on year (yoy), Rabu (24/11/2021).

Pertumbuhan ini melebihi perkiraan pemerintah di awal 6,5% yang dirilis kementerian Oktober. Meski begitu, secara quarter-to-quarter (qtq) pertumbuhan hanya 1,3% di Q3 2021.

Dilansir dari CNBC International, kinerja manufaktur tumbuh sebesar 7,2% dari tahun lalu. Konstruksi meningkat 66,3% per tahun, terutama karena rendahnya basis perbandingan karena output di sektor publik dan swasta naik pada kuartal ketiga.

Di antara industri jasa, real estat tumbuh sebesar 16,8% per tahun, terutama didukung oleh aktivitas di segmen properti residensial pribadi. Sementara itu, sektor jasa makanan dan minuman menyusut 4,2% dari tahun lalu karena Singapura memperketat pembatasan makan dan acara untuk mengekang penyebaran Covid-19.

Kementerian juga merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi 2021 menjadi sekitar 7%. Sebelumnya diperkirakan dalam rentang antara 6% dan 7%.

Namun pelemahan ekonomi bisa terjadi di 2022. Di mana ekonomi diperkirakan tumbuh 3% hingga 5% tahun depan.

"Pemulihan berbagai sektor ekonomi pada tahun 2022 diperkirakan masih belum merata," kata kementerian.

Prospek pertumbuhan untuk sektor-sektor yang berorientasi ke luar, seperti manufaktur dan perdagangan grosir, tetap kuat. Ini mengingat permintaan eksternal yang kuat.

Namun pemulihan di sektor-sektor yang terkait dengan penerbangan dan pariwisata kemungkinan akan naik bertahap. Permintaan perjalanan global masih membutuhkan waktu untuk pulih.

Sementara itu, kementerian memperingatkan kekhawatiran akan inflasi tahun depan. Apalagi jika gangguan pasokan (supply chain) terjadi berlarut-larut dengan kenaikan permintaan yang kuat serta kenaikan harga komoditas energi.

Singapura adalah ekonomi kecil dan terbuka yang sangat bergantung pada perdagangan global. Inflasi inti di negara itu naik 1,5% pada Oktober dari tahun lalu, menjadi lompatan terbesar dalam hampir tiga tahun, menurut data resmi.

Bulan lalu, Otoritas Moneter Singapura (MAS) menjadi salah satu bank sentral Asia pertama yang memperketat kebijakan moneter. MAS mengatakan langkah itu akan memastikan stabilitas harga dalam jangka menengah sambil mengakui risiko terhadap pemulihan ekonomi.


(tfa/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sritex Sampaikan Perpanjangan PKPU ke Investor di Singapura

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular