'Perang' Biden Cs Versus OPEC Panas! Harga Minyak Apa Kabar?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 November 2021 06:55
Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto
Foto: Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto

"Saya sudah bilang bahwa kami akan bertindak. Inilah yang sedang kami lakukan. (Dampaknya) akan memakan waktu, tetapi Anda akan merasakan harga bahan bakar minyak akan turun dan dalam jangka panjang kami akan mengurangi ketergantungan terhadap minyak dan beralih ke energi yang lebih bersih," papar Biden di Gedung Putih, seperti diwartakan Reuters.

Sejak akhir 2020 (year-to-date), harga brent dan light sweet meroket masing-masing 58,61% dan 61,62%. Kenaikan ini yang coba direm oleh Biden cs karena dampak kenaikan harga minyak akan menggerus daya beli rakyat.

Namun, banyak kalangan berpendapat langkah AS dan sekutunya tidak akan cukup untuk membendung kenaikan harga minyak. Pasalnya, kenaikan harga disebabkan oleh pertumbuhan permintaan yang sangat tinggi karena pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang melandai di berbagai negara. Aktivitas dan mobilitas masyarakat meningkat, otomatis mengerek permintaan minyak.

"Pelepasan cadangan minyak ini tidak akan cukup untuk menekan harga secara signifikan. Bahkan bisa menjadi senjata makan tuan, membuat OPEC+ murka dan menurunkan laju kenaikan produksi," tegas Caroline Bain, Chief Commodities Economist di Capital Economics, seperti dikutip dari Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular