Harga Batu Bara Melesat 5%! Pada Nyerok di Bawah Ya?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 November 2021 06:21
Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara
Foto: Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara naik lagi pada perdagangan kemarin. Harga si batu hitam genap naik selama enam hari perdagangan beruntun.

Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$ 177/ton. Melesat 5,23% dibandingkan sehari sebelumnya.

Harga batu bara tidak berhenti mencatatkan kenaikan sejak 16 November 2021 atau enam hari perdagangan berturut-turut. Selama enam hari tersebut, kenaikan harga mencapai 21,44%. Wow...

Namun, kemungkinan lonjakan harga batu bara terjadi akibat koreksi parah yang terjadi sebelumnya. Meski enam hari terakhir harga naik lebih dari 21%, tetapi dalam sebulan harga komoditas ini masih membukukan koreksi 9,37% secara point-to-point.

Pada 5 Oktober 2021, harga batu bara mengukir rekor tertinggi setidaknya sejak 2008 dengan berada di US$ 280/ton. Dibandingkan dengan titik puncak itu, harga masih merosot 36,79%.

So, kemungkinan investor memburu batu bara karena harganya yang memang sudah murah. Istilahnya, nyerok di bawah...

Halaman Selanjutnya --> Jerman Bebas Batu Bara 2030

Kenaikan harga batu bara terjadi di tengah maraknya sentimen negatif terhadap komoditas ini. Teranyar, Reuters mengabarkan tiga partai yang tengah bernegosiasi untuk membentuk pemerintahan baru di Jerman yaitu Partai Sosial Demokrat, Partai Hijau, dan Partai Kebebasan Demokrat sepakat untuk menghentikan penggunaan batu bara sebagai sumber energi primer pembangkit listrik pada 2030.

Selain batu bara, tiga partai itu juga disebut akan mengakhiri penggunaan gas alam untuk pembangkit listrik pada 2040. Kemudian penjualan mobil dengan Bahan Bakar Minyak (BBM) akan disetop pada 2035.

Ke depan, meski sepertinya masih cukup lama, permintaan batu bara memang bakal terus berkurang karena semakin tingginya kesadaran akan pelestarian lingkungan. Masa depan batu bara yang suram akan membuat investor berpikir ulang jika ingin membeli kontrak batu bara.

Namun karena harganya sudah ambrol, batu bara masih menarik di mata pelaku pasar. Faktor technical rebound sepertinya lebih dominan dalam mendongkrak harga batu bara akhir-akhir ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular