Berkah Pandemi, Masyarakat Jadi Melek buat Investasi
Jakarta, CNBC Indonesia - Meskipun pandemi Covid-19 memberikan tekanan pada perekonomian global, nyatanya memberikan berkah terselubung (a blessing in disguise) dengan mulai meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal.
Pada masa pandemi, investor ritel di Tanah Air mencatatkan tren pertumbuhan yang cukup pesat, terutama di reksa dana dan investor saham.
Director for Investment Strategy PT Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat menyebut, situasi ini akan mencegah risiko masyarakat untuk tua sebelum kaya.
"Yang pertama adalah peningkatan kesadaran, ini istilah kami adalah memperburuk risiko tuwir sebelum tajir. Karena itu, orang punya awareness [berinvestasi]," kata Director for Investment Strategy PT Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat, dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Selasa (23/11/2021).
Budi menambahkan, saat ini Bahana TCW Investment menyediakan akses untuk investasi dan menggandeng beberapa provider untuk bekerja sama, termasuk dengan PT Ajaib Sekuritas Sekuritas Indonesia memberikan edukasi berinvestasi.
"Kami sebagai bahana TCW memberikan mulai dari akses dan bekerja sama dengan banyak sekali provider, termasuk Ajaib dan sejumlah platform dan memberikan edukasi cara berinvestasi dengan benar," kata dia.
Meningkatnya kesadaran masyarakat berinvestasi pada masa pandemi sejalan dengan studi yang dilakukan oleh Investor Global Schroders 2021. Hampir sepertiga investor secara global berinvestasi lebih banyak pada saat masa pandemi Covid-19. Kondisi ini juga menyebabkan para investor lebih memikirkan mengenai kesejahteraan finansial mereka dan tren ini diperkirakan akan terus berlanjut.
Penelitian itu menyurvei lebih dari 23.000 orang di 32 lokasi global, menemukan bahwa hampir setengah dari investor (46%) yang berusia 18-37 tahun, sekarang akan menyimpan dananya untuk diinvestasikan lebih banyak setelah pembatasan sosial dicabut.
"Pandemi telah mengubah perilaku investor secara global, termasuk Indonesia. Kami melihat pandemi ini akan memberikan perubahan jangka panjang pada cara masyarakat mengelola keuangan dan investasinya," kata Presiden Direktur PT Schroder Investment Management Indonesia (Schroders), Michael Tjoajadi, belum lama ini.
Namun, terlepas dari tantangan pandemi, kata Michael, prospek investasi di Indonesia masih positif dalam jangka panjang terhadap pasar Indonesia didukung oleh reformasi yang sedang berlangsung, valuasi yang menarik, dan kebangkitan new economy.
Riset tersebut juga menjelaskan, lebih dari sepertiga (38%) investor di Eropa telah menabung lebih dari yang direncanakan, diikuti oleh investor di Asia (28%) dan Amerika (27%). Dari investor yang tidak dapat menabung sebanyak yang direncanakan, 45% orang secara global menyebutkan pengurangan gaji/pendapatan kerja sebagai alasan utama, yang mencerminkan tantangan besar yang disebabkan oleh pandemi.
Musababnya, hal ini didorong oleh penurunan pengeluaran untuk hal-hal yang tidak penting seperti makan di luar, bepergian dan bersantai.
Sedangkan, lebih dari sepertiga investor di Eropa telah menyisihkan lebih dari yang mereka rencanakan, diikuti oleh investor di Asia (28%) dan Amerika (27%). Dari investor yang tidak dapat menyimpan sebanyak yang mereka rencanakan, (45%) orang secara global menyebut berkurangnya gaji atau pendapatan dari pekerjaan sebagai alasan utama yang mencerminkan tantangan besar yang disebabkan oleh pandemi.
(sys/hps)