Tak Terima Digertak AS Cs, OPEC Ngamuk! Harga Minyak Naik Deh

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
23 November 2021 08:25
Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto
Foto: Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia naik lumayan tajam pada perdagangan pagi ini. Koreksi harga yang sudah dalam sepertinya jadi momentum bagi investor untuk kembali memburu minyak.

Pada Selasa (23/11/2021) pukul 07:44 WIB, harga minyak jenis brent ada di US$ 79.7/barel. Naik 1,03% dibandingkan hari sebelumnya.

Sementara yang jenis light sweet harganya US$ 76,75/barel. Bertambah 0,85%.

Sepertinya harga si emas hitam mengalami technical rebound karena sebelumnya sudah turun cukup dalam. Selama sepekan terakhir, harga brent dan light sweet masih membukukan koreksi 3,54% dan 4,09% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga anjlok 7,54% dan 7,42%.

Halaman Selanjutnya --> OPEC Tak Mempan Digertak

Selain faktor teknikal tersebut, perkembangan 'drama' OPEC vs Amerika Serikat (AS) dan sekutunya juga mewarnai pasar minyak dunia. Pekan lalu, AS mengajak negara-negara konsumen minyak terbesar dunia untuk merilis cadangan masing-masing. Dengan begitu, harga minyak bakal jatuh sehingga inflasi tidak melonjak.

"Kami akan memproses dengan pertimbangan apa yang bisa kami lakukan secara hukum. Jepang akan berkoordinasi dengan AS dan negara-negara lain yang punya kepentingan sama," kata Fumio Kishida, Perdana Menteri Jepang, seperti dikutip dari Reuters.

Namun OPEC tidak diam. Digertak begitu rupa, kartel negara-negara eksportir minyak itu dikabarkan mengancam bakal mengurangi tambahan produksi. Sebagai informasi, OPEC sepakat untuk menambah produksi 400.000 barel per hari per bulan hingga Desember 2021.

"OPEC mengirim sinyal bahwa jika mereka (AS dan sekutunya) melakukan itu, maka mereka punya jutaan barel minyak yang bisa ditahan. Ini bisa mengurangi dampak pelepasan cadangan minyak oleh AS dan sekutunya," kata Phil Flynn, Analis Senior Price Futures Group yang berbasis di Chicago (AS), seperti dikutip dari Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Pasokan Libya Bikin Panas Harga Minyak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular