Endgame Harga Minyak! Avengers vs Thanos Siap Tempur

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 November 2021 07:44
FILE PHOTO: Oil pours out of a spout from Edwin Drake's original 1859 well that launched the modern petroleum industry at the Drake Well Museum and Park in Titusville, Pennsylvania U.S., October 5, 2017. REUTERS/Brendan McDermid/File Photo
Foto: Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia melesat pada perdagangan pagi ini. Namun sepertinya kenaikan itu lebih akibat technical rebound setelah kemarin harga anjlok lebih dari 2%.

Pada Jumat (19/11/2021) pukul 07:04 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 81,24/barel. Melejit 1,2% dari posisi hari sebelumnya.

Sedangkan yang jenis light sweet harganya US$ 79,01/barel. Bertambah 0,83%.

Lonjakan harga si emas hitam terjadi setelah koreksi yang lumayan dalam. Kemarin, harga brent dan light sweet ambles masing-masing 2,61% dan 2,97%.

Selain itu, harga minyak sejatinya juga masih menjalani tren koreksi. Dalam seminggu terakhir, harga brent dan light sweet turun masing-masing 2,3% dan 3,44%. Selama sebulan terakhir, koreksinya mencapai 4,84% dan 4,44%.

Oleh karena itu, investor pagi ini kembali berburu kontrak minyak. Bukan apa-apa, harga sudah terdiskon lumayan besar. Aksi borong ini yang kemudian mengangkat harga minyak.

Harga minyak masih diselimuti sentimen negatif. Amerika Serikat (AS) sedang menggalang kekuatan dengan berbagai negara untuk melepas stok minyak masing-masing. Pelepasan stok ini akan membuat pasokan melimpah sehingga harga bisa lebih murah.

Mengutip Reuters, seorang pejabat di Gedung Putih mengungkapkan Negeri Paman Sam tengah menjajaki hal tersebut dengan China, India, Jepang, Korea Selatan, dan negara-negara konsumen minyak utama lainnya. Washington sudah mengontak Tokyo dan Seoul, kedua negara itu bersedia untuk 'membanjiri' pasar dengan stok minyak untuk mengendalikan harga.

"Pembicaraan sedang dilakukan dengan berbagai negara mitra," ujar Jen Psaki, Juru Bicara Gedung Putih, seperti dikutip dari Reuters.

Berbagai pihak menilai upaya ini adalah sebagai bentuk protes terhadap kartel minyak dunia, OPEC+. Joseph 'Joe' Biden, Presiden AS, sudah lama meminta OPEC+ untuk menaikkan produksi agar harga minyak tidak naik terlampau tinggi. Namun OPEC+ tetap pada keputusannya, hanya mau menambah produksi 400.000 barel per hari per bulan hingga akhir tahun ini.

"Ini bukan masalah pasokan (minyak) tidak ada. Ada sekitar 5 juta barel per hari yang tersedia, tetapi tidak dilepas entah untuk alasan apa," tegas Hardeep Singh Puri, Menteri Perminyakan India, sebagaimana diwartakan Reuters.

Apakah 'Captain America' dan para 'Avengers' benar-benar akan melempar stok minyak mereka ke pasar? Apakah langkah ini efektif untuk meredam harga minyak? Bagaimana reaksi sang 'Thanos' OPEC+ menghadapi langkah ini?

Kita tunggu saja...

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Pasokan Libya Bikin Panas Harga Minyak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular