
Ditopang Lapkeu Q3 Ciamik, Saham Farmasi 'Ngamuk'

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emiten farmasi melonjak ke zona hijau pada lanjutan sesi II perdagangan hari ini, Senin (22/11/2021). Kenaikan saham tersebut ditopang perilisan data kinerja keuangan per kuartal III 2021 dua emiten farmasi yang tercatat positif.
Berikut ini kenaikan saham farmasi menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI) pukul 14.01 WIB.
SOHO Global Health (SOHO), saham +19,70%, ke Rp 6.075/saham
Darya-Varia Laboratoria (DVLA), +16,33%, ke Rp 2.850/saham
Merck (MERK), +3,71%, ke Rp 3.630/saham
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO), +1,10%, ke Rp 920/saham
Phapros (PEHA), +0,43%, ke Rp 1.155/saham
Kimia Farma (KAEF), +0,41%, ke Rp 2.420/saham
Kalbe Farma (KLBF), +0,31%, ke Rp 1.600/saham
Menurut data di atas, saham SOHO melonjak 19,70% ke Rp 6.075/saham, melanjutkan kenaikan 0,50% pada Jumat pekan lalu. Nilai transaksi saham SOHO tercatat sebesar Rp 1,43 miliar dengan volume 241,80 ribu saham.
Mengacu pada laporan keuangan triwulan ketiga 2021, laba bersih SOHO tercatat melesat 243,08% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 512,87 miliar per 30 September 2021.
Seiring dengan naiknya laba bersih, penjualan dan pendapatan usaha produsen suplemen kesehatan brand Imboost ini juga meningkat 24,86% secara yoy menjadi Rp 5,59 triliun selama 9 bulan pertama tahun ini.
Pos penjualan obat masih menjadi andalan SOHO per kuartal III 2021, dengan nilai penjualan Rp 3,09 triliun. Di posisi kedua, pos produk kesehatan konsumen menyumbang penjualan Rp 1,64 triliun.
Di bawah saham SOHO, ada saham DVLA yang melejit 16,33% ke Rp 2.850/saham, dengan nilai transaksi Rp 1,95 miliar dan volume perdagangan 671 ribu saham.
Berdasarkan laporan keuangan per kuartal III 2021, DVLA mencatatkan kenaikan laba bersih 81,99% secara tahunan dari Rp 147,29 miliar per 30 September 2020 menjadi Rp 268,06 miliar.
Kenaikan laba bersih tersebut ditopang oleh pertumbuhan penjualan dan pendapatan perusahaan produsen multivitamin dengan jenama Enervon-C ini sebesar 22,72% menjadi Rp 1,57 triliun.
Lebih rinci, pendapatan DVLA berasal dari pos penjualan produk obat, baik obat resep maupun obat bebas, kepada pihak ketiga dan berelasi dengan total nilai Rp 1,55 triliun. Angka tersebut sudah termasuk potongan penjualan sebesar Rp 196,74 miliar.
Selain dari penjualan obat, pos jasa maklon berkontribusi terhadap total penjualan perusahaan sebesar Rp 19,17 miliar. Asal tahu saja, maklon adalah jasa yang diberikan seseorang atau suatu perusahaan untuk memproduksi barang atas pesanan dan dengan bahan yang disediakan oleh pihak lain.
Selain saham SOHO dan DVLA, saham emiten pelat merah KAEF pun terangkat 0,41% ke Rp 2.420/saham. Saham anak usaha KAEF, PEHA, pun terapresiasi 0,43%.
Menurut data BEI, indeks sektor kesehatan (IDXHEALTH) memimpin indeks sektoral dengan naik 1,32%. Selain saham farmasi, kenaikan indeks ini ditopang oleh kenaikan sejumlah saham emiten pengelola rumah sakit (RS), seperti PT Bundamedik Tbk (BMHS) yang melesat 6,51% dan PT Royal Prima Tbk (PRIM) yang mencuat 6,01%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Eits! PPKM Diperpanjang, Saham-saham Farmasi Unjuk Gigi