Ups! Apa Tujuan Dibalik Aksi Borong Saham ABMM Rp 1,2 T

Putra, CNBC Indonesia
Senin, 22/11/2021 08:00 WIB
Foto: doc.ABM Investama

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham salah satu emiten pertambangan batu bara nasional yakni PT ABM Investama Tbk (ABMM) ditransaksikan di pasar negosiasi pada Rabu (17/11) pekan lalu.

Berdasarkan pencatatan broker summary, terpnatau terjadi transaksi tutup sendiri (crossing) melalui broker PT Mandiri Sekuritas (CC) dengan harga eksekusi di Rp 1.430/unit. Sebanyak 8,38 juta lot saham ABMM ditransaksikan di pasar negosiasi sehingga nilai total transaksinya mencapi Rp 1,19 triliun.

Saham yang ditransaksikan tersebut mencapai 30,44% dari total saham yang beredar (outstanding). Setelah ditelusuri di laporan keterbukaan perusahaan, pihak pembelinya adalah PT Tiara Marga Trakindo (TMT) yang juga menjadi pemegang saham ABMM sebelumnya.


Sementara itu pihak penjualnya adalah pemegang saham perusahaan mayoritas lainnya yaitu Valle Verde Pte Ltd.

Dengan adanya transaksi tersebut, maka komposisi pemegang saham pun berubah. TMT yang sebelumnya hanya menggenggam 23,11% saham ABMM, setelah transaksi kepemilikannya bertambah menjadi 53,55%.

Sedangkan Valle Verde Pte Ltd yang sebelumnya memiliki 55,95% saham ABMM porsi kepemilikannya menurun menjadi 25,51% pasca transaksi.

Menurut perseroan, tujuan dari adanya transaksi tersebut adalah untuk restrukturisasi internal. Sehingga sebenarnya tidak terjadi perubahan dari sisi pengendalian saham ABMM.

Sejatinya, aksi crossing ini bisa menjadi sinyal bahwa perseroan akan membagi dividen dalam waktu dekat. Pajak dividen yang dibayarkan jika kepemilikan perusahaan domestik lebih kecil daripada dimiliki perusahaan asing.

Sebagai emiten yang bergerak di sektor tambang terutama batu bara, kenaikan harga komoditas global juga turut mendongkrak kinerja perseoran. Hal ini juga tercermin dari laporan keuangan ABMM hingga paruh pertama tahun ini.

Sepanjang 6 bulan pertama tahun 2021, ABMM berhasil membukukan penjualan sebesar Rp 6,2 triliun atau meningkat 51,2% year on year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu di Rp 4,1 triliun.

Dari sisi laba, ABMM juga berhasil mengantongi laba sebesar Rp 796,9 miliar pada periode yang sama. Bottom line perusahaan berubah menjadi untung setelah sebelumnya membukukan kerugian sebesar Rp 49 miliar pada semester I tahun 2020.

Pasar mampu merespons kinerja apik ABMM, dalam tiga bulan terakhir nilai kapitalisasi pasar ABMM sukses melesat 8,43% bahkan apabila ditarik lebih jauh lagi yaitu sepanjang tahun berjalan, harga saham ABMM telah naik 86,18%.

Dampak commodity boom terutama harga batu bara dunia yang menyentuh level all time high memang tak bisa dianggap remeh. Adanya ekspektasi kenaikan harga batu bara bakal mengerek kinerja keuangan perusahaan juga diantisipasi oleh pasar sehingga harganya ikut terkerek naik.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat