10 Kali Tanding 9 Kali Kalah, Dolar Singapura Sehat?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
19 November 2021 14:44
FILE PHOTO: A Singapore dollar note is seen in this illustration photo May 31, 2017.     REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: Dollar Singapur (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura melemah lagi melawan rupiah pada perdagangan Jumat (19/11). Dolar Singapura terus tertekan oleh rupiah yang mendapatkan tenaga menguat dari rilis Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) hari ini. 

Pada pukul 13:51 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.467,46, dolar Singapura melemah 0,2% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya, Mata Uang Negeri Merlion ini sempat menyentuh Rp 10.457,32/SG$ atau 0,3% pasca rilis data NPI, yang menunjukkan transaksi berjalan surplus jumbo.

Bank Indonesia (BI) melaporkan NPI membukukan surplus sebesar US$ 10,7 miliar pada kuartal III-2021. Jauh membaik ketimbang kuartal sebelumnya yang defisit US$ 0,4 miliar.

"Kinerja NPI tersebut ditopang oleh transaksi berjalan yang mencatat surplus, berbalik dari triwulan sebelumnya yang tercatat defisit, serta surplus transaksi modal dan finansial yang makin meningkat," sebut keterangan tertulis BI, Jumat (19/11/2021).

Transaksi berjalan pada kuartal III-2021 mencatat surplus US$ 4,5 miliar atau 1,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Juga membaik ketimbang kuartal sebelumnya yang minus US$ 2 miliar (0,7% PDB).

Surplus di kuartal III-2021 tersebut menjadi yang tertinggi sejak kuartal IV-2009.

Kinerja transaksi berjalan terutama dikontribusikan oleh surplus neraca barang yang makin meningkat, didukung oleh kenaikan ekspor non-migas sejalan dengan masih kuatnya permintaan dari negara mitra dagang dan berlanjutnya kenaikan harga komoditas ekspor utama di pasar internasional.

Transaksi berjalan menjadi faktor yang begitu krusial dalam mendikte laju rupiah lantaran arus devisa yang mengalir dari pos ini cenderung lebih stabil. Alhasil, dolar Singapura terus tertekan. Jika gagal bangkit hingga akhir perdagangan, maka dolar Singapura hanya menguat sekali saja di pekan ini, sekaligus memperpanjang tren penurunan sejak 8 November lalu. Sejak saat itu hingga hari ini, dolar Singapura melemah dalam 9 dari 10 perdagangan.

Dolar Singapura hanya menguat sekali pada Rabu lalu, setelah rilis data ekspor non-minyak mentah (NODX).

Data dari pemerintah Singapura yang dirilis pagi ini menunjukkan ekspor non-minyak domestik melesat 17,9% di bulan Oktober dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).

Pertumbuhan tersebut menjadi yang tertinggi sejak Oktober 2017, dan lebih tinggi dari hasil polling Reuters yang memprediksi kenaikan 15%.

Sementara jika dilihat dari bulan September, NODX mengalami kenaikan 4,2%, jauh lebih tinggi dari prediksi 0,4% saja.

Singapura merupakan negara yang mengandalkan ekspor guna memutar roda perekonomiannya. Rasio ekspor terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura lebih dari 100%. Sehingga kenaikan ekspor tentunya akan mendorong kenaikan PDB.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular