
Serius Garap Bank Digital, 2 Taipan Ini Rela Suntik Modal

Anthoni Salim
PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA)sudah mendapat komitmen dari Salim Grup untuk menyerap rights issue dengan target sebesar Rp 1,24 triliun untuk meningkatkan modal inti perseroan.
BINA berencana menggalang dana lewat rights issue dan menargetkan meraup dana segar Rp 1,24 Triliun. Menurut Dirut Bank Ina Perdana, Daniel Budirahayu saat ini persiapan rights issue tengah dilaksanakan dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dana atas kewajiban yang ditetapkan oleh OJK.
Mengutip prospektus BINA, bank ini bakal melepas 282,72 juta saham atau setara 4,76% dari modal ditempatkan disetor penuh. Dus, BINA bakal meraup dana Rp 1,24 triliun dari rights issue.
Jika rights issue ini berhasil terlaksana, Anthony Salim, selaku ultimate shareholder berpeluang menambah porsi kepemilikan sahamnya pada Bank Ina.
Selain untuk memenuhi ketentuan modal inti bank yang diharuskan mencapai Rp 2 triliun pada tahun ini, BINA juga berencana melakukan pengembangan layanan digital.
Seperti diketahui, Anthoni Salim, melalui PT Indolife Pensiontama selaku pengendali saham perseroan menyatakan kesiapannya untuk menambah porsi saham BINA.
"PT Indolife Pensiontama sebagai pemegang saham Pengendali telah menyatakan akan melak sanakan HMETD yang menjadi haknya dalam PUT III."
Chairul Tanjung
Bank dengan layanan digital PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI), yang dikendalikan pengusaha nasional Chairul Tanjung lewat PT Mega Corpora, sudah menetapkan harga pelaksanaan aksi korporasi Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) III atau rights issue.
Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan di situs resmi perusahaan, Allo Bank akan menerbitkan saham baru sebanyak 10.047.322.871 (10,04 miliar) saham biasa atas nama atau sebesar 46,24% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah PMHMETD III dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Harga pelaksanaan ditetapkan sebesar Rp 478 per saham sehingga jumlah dana yang akan diterima dalam PMHMETD III ini sebesar Rp 4.802.620.332.338 (Rp 4,8 triliun).
Berdasarkan surat pernyataan tanggal 19 Oktober 2021, PT Mega Corpora selaku pemegang saham utama perseroan dengan kepemilikan 90% telah menyatakan hanya akan mengambil bagian dan melaksanakan sebagian dari HMETD yang menjadi haknya sebanyak 2.712.777.020 (2,71 miliar saham) atau sekitar 30% dari seluruh HMETD yang menjadi haknya.
Mega Corpora akan mengalihkan HMETD sisanya kepada beberapa investor strategis dalam rangka pemenuhan ketentuan Pasal 21 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.9/POJK.04/2018 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka.
Hanya saja belum diungkapkan secara detail siapa calon investor strategis yang akan masuk menjadi pemegang saham bank eks Bank Harda ini.
(fsd/fsd)[Gambas:Video CNBC]
